Trauma Jarum Infus, Bocah Penderita Tumor Ogah ke Rumah Sakit
Diungkapkan Arif, Rehan sebenarnya sudah beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Surya, Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri diminta mengirim psikolog ke rumah Ahmad Rehan Noviandika (9), bocah penderita tumor di pantat hingga kaki.
Hal ini penting karena sampai saat ini Rehan masih trauma dengan alat-alat medis sehingga menolak dibawa ke rumah sakit.
"Sebenarnya orangtuanya tidak keberatan anaknya dirawat di rumah sakit. Tapi masalahnya, anaknya sekarang trauma," ungkap Arif Witanto, Koordinator Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) Jatim kepada suryamalang.com, Sabtu (27/2/2016).
Diungkapkan Arif, Rehan sebenarnya sudah beberapa kali menjalani perawatan di rumah sakit. Saat dirawat itu, Rehan trauma tubuhnya diinjeksi dan ditusuk dengan jarum infus.
Rehan mengalami kesakitan saat tubuhnya disuntik dan dipasang jarum infus. Kondisi itu membuat Rehan trauma dan menolak dibawa lagi ke rumah sakit.
Sejak penderitaan Rehan diungkap media, sebenarnya sudah banyak pihak yang meminta segera dirawat di rumah sakit.
Hanya saja, selain orangtua tidak punya biaya, anaknya juga trauma.
Relawan dan dermawan sudah banyak yang memberikan santunan kepada keluarga Rehan sehingga persoalan biaya tidak masalah lagi, namun Rehan masih trauma.
Arif berharap dengan adanya psikolog yang memberikan pendampingan dapat membujuk Rehan sehingga mau dirawat di rumah sakit.
"Kalau melihat kondisi penyakitnya yang sudah parah memang yang paling tepat dirawat di rumah sakit," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Ahmad Rehan Noviandika sudah 9 bulan menderita tumor di pantat hingga kakinya.
Putra kedua dari pasangan Sugianto (47) dan Umi Latifah (43) warga Dusun Paras, Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri saat ini hanya dirawat seadanya di ruang tamu rumahnya.(*)