Belitung Disiapkan Kemenpar Sebagai Satu dari 10 Bali Baru di Provinsi Babel
Menteri Pariwisata Arief Yahya paralel menyiapkan Belitung sebagai satu dari 10 Bali Baru di Provinsi Babel.
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya paralel menyiapkan Belitung sebagai satu dari 10 Bali Baru di Provinsi Babel.
Tidak tanggung-tanggung, ada dua kawasan yang sedang dikebut menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata, setelah tiga sebelumnya ditetapkan. Tanjung Lesung Banten, Mandalika Lombok dan Morotai Maltara.
“Kami sedang memproses administrasi, perizinan sampai ke Amdal-Analisa Dampak Lingkungan,” jelas Arief Yahya.
Dua titik yang sedang disiapkan itu, satu di Tanjung Kelayang sekitar 400 hektare, dan satu lagi di Juru Seberang, 757 hektare.
Khusus Juru Seberang, Tanjung Pandan, Belitung itu semula adalah tanah milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang diserahkan ke Pemkab Belitung. Oleh Pemkab, diolah bersama Kemenpar untuk dijadikan KEK Pariwisata.
“Ada 15 syarat administrasi untuk mendapatkan izin KEK. Sudah 14 surat yang beres, tinggal satu saja, Amdal. Sudah diproses sejak lama, diharapkan bisa beres pada Minggu pertama bulan Maret 2016 besok. Saya pantau terus perkembangan hari demi hari, jika sesuai skedul, maka saat Presiden Joko Widodo menyaksikan fenomena alam GMT 9 Maret nanti, bisa sekaligus diserahkan KEK pertama di era Kabinet Kerja ini,” urai Arief Yahya.
Negeri Laskar Pelangi ini, bakal menjadi KEK yang tercepat, dan pertama kali diteken oleh Presiden Jokowi. Semua proses administrasi sedang berjalan, dan hampir semuanya lancar.
“Ketika menjadi KEK, maka infrastructure bisa masuk sampai ke kawasan tersebut, sehingga akses untuk proses membangun kawasan itu dilakukan lebih cepat,” tuturnya.
Belitung adalah satu dari 10 Bali Baru yang tengah dikebut Menpar Arief Yahya, dengan memperkuat 3A. Yakni Aksesibilitas, Amenitas dan Atraksi-nya. Dari sisi Atraksi, tidak ada yang diragukan, karena Belitung punya banyak keunggulan dan keunikan.
Pantai pasir putih, laut jernih, bawah laut yang bagus, dan beberapa pulau di sekitarnya yang masih perawan. Orang sering benchmark sebagai Maldive-nya Indonesia.
“Jarak dengan Singapore, Batam, Bintan melalui Selat Karimata juga tidak terlalu jauh, jadi yacht bisa bolak-balik berlayar dari dan ke Singapore,” jelasnya.
Jarak udara dengan Jakarta apalagi? Tidak lebih dari 45 menit penerbangan dari Bandar Internasional Soekarno Hatta.
“Salah satu critical success factornya adalah perpanjangan runway bandara Belitung, agar pesawat-pesawat besar bisa mendarat langsung di sana. Setelah itu, tinggal meningkatkan status bandara menjadi international airport,” kata Arief Yahya.
Belitung juga akan dibangun banyak homestay, untuk masyarakat agar mereka bisa mendapatkan manfaat langsung dari pengembangan pariwisata di daerahnya.
Mereka tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Mereka bisa ikut menjadi subjek dari pengembangan kawasan pariwisata itu sendiri.
“Kalau di Tanjung Lesung, Banten, kami sudah tetapkan 1.000 homestay dengan masyarakat. Di Belitung pun kami akan bangun juga. Soal jumlah, tim akan segera menyusun planningnya,” katanya.
Soal KEK, itu memang bukan barang mudah. Seperti KEK Mandalika Lombok dan KEK Tanjung Lesung Banten itu, sudah hampir 25 tahun mangkrak. Tidak bergerak, tidak ada progress, dan sepertinya belum memperoleh perhatian serius di pariwisata.
“Tetapi dengan target 20 juta di tahun 2019, maka pengembangan KEK itu tidak bisa ditunda lagi. KEK harus dipercepat, karena itu sejak 2015 kami lakukan langkah-langkah percepatan,” jelasnya.
Proyeksi pariwisata nasional, kata Menpar Arief Yahya, harus berjalan secara simultan. Promosi digencarkan.
Pengembangan destinasi dan industri juga digeber bersama-sama. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia juga harus paralel. Tidak ada yang bisa dipisahkan satu dengan yang lain.
“Karena itu, tidak ada pilihan lain, kecuali bekerja lebih cepat, untuk menjemput proyeksi 20 juta di 2019,” tutur Arief Yahya.