Bom Rakitan Ala Teroris Hendri Gunakan untuk Ledakkan Rekan Bisnis Narkobanya
Gara-gara narkoba, dendam orang begitu besat. Seperti dilakukan Hendri Kusnadi yang mengirimi Sapta Ujang bom rakitan berisi blerang dan paku.
Penulis: Dedi Nurdin
Editor: Y Gustaman
Terkait pesan dalam bom yang diledakkan, Musyafak menambahkan, tersangka sengaja menuliskan tiga nama rekannya agar polisi bisa menyelidiki kasus narkoba.
"Motifnya dia sakit hati, jadi dia tinggalkan pesan tentang nama-nama temannya yang juga terkait narkoba, dengan harapan polisi bisa menangkap. Artinya biar sama-sama masuk penjaralah begitu," imbuh dia.
Berangkat dari kasus ini, personel Polda Jambi masih memburu nama-nama yang terungkap dalam pesan yang ada di bom rakitan milik Hendri, satu di antaranya Sapta Ujang.
"Dari kasus ini terungkap ada pemain narkoba atas nama SU, sekarang kita kordinasi dengan Mabes Polri dalam memburu pelaku ini. Sementara dua nama lainnya kita periksa sebagai saksi," imbuh dia waktu itu.
Hendri dikenal jarang bergaul dengan warga karena baru mengontrak sebuah rumah di Jalan Jawa, Rt 22, Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung.
Suasana rumah tersangka Wak Hen di jalan Jawa, Rt 22, Kelurahan Handil Jaya, Kecamatan Jelutung tampak sepi, Jumat (29/1/2016) sore. Pelaku di lingkungannya terkenal tertutup. TRIBUN JAMBI/DEDI NURDIN
Di rumah kontrakan yang tak bercat dan hanya berukuran lebar sekitar lima meter itu, pelaku tinggal bersama istri dan dua putrinya sejak September 2015.
"Kami sering dudik-duduk, cerita di dekat rumahnya tapi tak pernah cerita-cerita, lewat-lewat saja. Biasanya kalau kita baru pindah paling tidak kenalan sama tetangga dulu," ujar seorang warga.
Meski tinggal di rumah kontrakan sederhana, saat pulang Hendri sering terlihat berganti-ganti mobil. Saat berada di rumah selalu ada tamu yang mengunjungi.
Warga tak mengira jika tetangga mereka itu adalah pelaku peledakan bom rakitan. Saat itu polisi banyak datang ke rumah Hendri. Warga berpikir ada penangkapan kasus narkoba.
"Setelah Magrib polisi datang lagi, tapi sama Hen, kondisinya diborgol masuk ke dalam rumah itu, tapi kabarnya tidak ada apa-apa," ungkap warga.
Ketua RT 22, Darlius, mengaku kaget karena tidak diberitahu soal pengeledahan di rumah warganya itu. Tiba-tiba sudah banyak polisi di sana, kesan dia.