Pembuangan Bayi Marak, Ini Pemicunya Menurut Psikolog Irna Minauli
Ketidaksiapan menjadi orangtua serta beban psikologis yang menyertai membuat mereka mencari jalan pintas dengan membuangnya
Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNEWS.COM, MEDAN - Psikolog Kota Medan, Irna Minauli mengatakan maraknya orangtua yang membuang bayinya menunjukkan fenomena banyak kelahiran anak-anak yang tidak diinginkan (unexpected children).
Bayi yang tidak diinginkan lahir itu dialami oleh perempuan yang hamil di luar nikah, akibat perselingkuhan atau pergaulan bebas.
"Bisa juga remaja yang berpacaran di luar batas norma agama sebabkan hamil dan kemudian menelantarkan anak tidak berdosa," katanya kepada www.tribun-medan.com, Rabu (16/3/2016).
Meroketnya kasus pembuangan bayi di Kota Medan akibat tidak mudah mencari tenaga medis yang ingin aborsi.
Karena itu, perempuan terlanjur hamil di luar nikah terpaksa melahirkan bayi dan kemudian menelantarkannya.
"Ketidaksiapan menjadi orangtua serta beban psikologis yang menyertai membuat mereka mencari jalan pintas dengan membuangnya. Semakin, cepat mereka bisa membuangnya maka seolah beban psikologisnya semakin ringan," ujarnya.
Ia bilang, pada dasarnya seorang ibu yang sudah memberikan ASI pada anaknya maka tercipta ikatan yang lebih kuat antara ibu dan anak sehingga, tidak akan membuang bayinya.
"Itu sebabnya, pada kasus dimana seseorang ingin mengadopsi anak, maka ibu kandung tidak diberi kesempatan untuk menyusuinya," katanya.
Menurutnya, dalam jangka panjang anak-anak yang tidak dikehendaki itu punya masalah psikologis, terlebih jika mereka tidak mendapatkan keluarga asuh yang tepat.
Anak yang tidak dikehendaki umumnya menjadi anak pemberontak dan merasa tidak puas dengan dirinya.
"Banyak orangtua yang mengadopsi anak-anak yang tidak dikehendaki ini sering mengalami kesulitan dalam membesarkannya," ujarnya.
Apabila melihat dari pandangan behavior genetics yang menyatakan bahwa perilaku orangtua juga akan diturunkan pada anaknya.
Dapat dibayangkan jika anak tersebut merupakan anak dari hubungan seks di luar nikah.