Kisah Asria, Terombang Ambing di Lautan Selama 24 Jam Bersama 2 Anaknya
Meski memandang ke segala arah, tapi tetap tak terlihat boat lain untuk dimintai pertolongan.
Editor: Wahid Nurdin
Laporan wartawan Serambi Indonesia, Dede Rosadi
TRIBUNNEWS.COM, SINGKIL - Kisah pilu dan penuh dramatis menimpa keluarga Asria (40) bersama anaknya Sastar (17) dan Hijra (3).
Mereka menaiki boat dari Pulau Pinang menuju Pulau Balai, ibu kota Kecamatan Pulau Banyak, Aceh Singkil.
Sastra yang menjadi nakhoda kebingungan saat mesin boat mendadak mati di sekitar Pulau Pinang, Senin (21/3) pukul 17.30 WIB.
Kali ini mereka benar-benar nahas meski sebelumnya sering naik boat untuk menyeberang antarpulau.
Sastar berupaya menghidupkan mesin saat ombak terus menyeret boat mereka. Tapi usaha maksimal Sastra sia-sia akibat mesin tetap mati.
Posisi mereka terus menjauhi daratan yang menjadi tujuan. Kecemasan menyelimuti ibu dan anaknya yang telah ditinggalkan suami karena merantau ke Malaysia.
Meski memandang ke segala arah, tapi tetap tak terlihat boat lain untuk dimintai pertolongan.
Mereka makin gelisah kala matahari perlahan tenggelam di ufuk barat, karena tak ada satu pun boat yang melewati sekitar mereka.
Hari yang terang berganti malam gelap gulita. Ombak terus menerjang tanpa henti hingga boat terus bergoyang.
Asria mendekap erat Hijra putranya dalam pelukan. Satu tangan lain menjepit sekuat tenaga pinggir perahu demi menjaga keseimbangan agar tak terempas ke laut.
Goyangan boat tak berhenti hingga membuat posisi mereka tak seimbang. Isak tangis pun pecah di lautan yang gelap gulita.
Percikan air laut dan hembusan angin membuat mereka kedinginan. Apalagi, terus menerus diterpa ombak membuat perut mereka bereaksi hingga muntah-muntah.
Mereka terus menangis sambil berharap ada yang menolong.