Pangdam: Butuh Berpikir 100 Persen Agar Kebakaran Hutan dan Lahan Tak Terjadi
Panglima Kodam Bukit Barisan, Mayjen Lodewyk Pusung, optimistis memutus kebakaran lahan dan hutan yang terus terjadi setiap tahun di Riau.
Penulis: Budi Rahmat
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Pekanbaru, Budi Rahmat
TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Panglima Kodam Bukit Barisan, Mayjen Lodewyk Pusung, optimistis memutus kebakaran lahan dan hutan yang terus terjadi setiap tahun di Riau.
Hal tersebut bisa direalisasikan jika pola penanganannya benar-benar disusun dan diatur sedemikian rapi hingga ke akar rumput.
"Pola pikir kita terkait penanganan karlahut yang harus diubah. Tidak lagi melakukan penindakan namun lebih kepada pencegahan. Artinya, indikasi titik api yang muncul saja sudah harus dihentikan sejak dini, " ujar Lodewyk usai memimpin rapat pemaparan penanganan karlahut oleh satgas terpadu Karlahut Riau di Lanud Roesmin Nurjadin, Riau, Kamis (24/3/2016).
Menurut dia, pola struktur satgas terpadu harus sampai menyisir ke paling bawah. Artinya, semua lini sampai ke warga juga sudah harus dikontrol.
"Satgas provinsi nantinya membawahi satgas di 12 kabupaten atau kota. Di bawah dan satgas nantinya ada sektor yang akan membawahi subsektor yang diisi babinsa dan babinkamtibmas. Dengan demikian evaluasi penanganan akan smapai ke warga atau akar rumput, " terang dia.
Setiap pergerakan pun mesti dilaporkan secara terperinci.
"Kapan bergerak, berapa personel, di mana lokasi, berapa luas lahan terbakar, berapa lama bisa dikendalikan serta lahan punya siapa. Saya harus berpikir seratus persen kebakaran lahan dan hutan di Riau tidak terjadi lagi," terang Pangdam.
Evaluasi pembuatan kanal dan dan kolam penampungan air atau embung juga harus dilakukan dengan teliti dan berdasarkan kebutuhan yang disesuaikan dnegan kondisi lahan.
"Berapa kanal yang sudah dibuat, berapa yang akan ditambah. Demikian juga dengan embung yang sudah direalisasikan dan berapa yang akan direncanakan lagi. Di mana titik koordinatnya dan seberapa banyak yang dibutuhkan di satu wilayah tersebut. Semua itu harus jelas, " terang Pangdam.
Memaksimalkan pencegahan kebakaran lahan dan hutan, sebanyak lima drone canggih akan direalisasikan.
Menurut Pangdam, rencana pengadaan tersebut sudah disampaikan ke Menkopolhukam.
"Ada lima drone yang akan didrop ke Riau. Spesifikasinya saya belum begitu mendalaminya. Pastinya drone tersebut bisa dimaksimalkan," tambah dia.
Selain upaya pencegahan, Pangdam Bukit Barisan juga menegaskan sanksi hukum bagi pembakar lahan.
Penegakan tersebut dikatakannya tidak pandang bulu.
"Meski perusahaan, saya harap media juga melakukan kontrol dan menginformasikan kepada satgas di mana saja lahan-lahan yang terbakar," pinta dia.
Terkait proses hukum bagi penjahat lahan, Pangdam mewanti-wanti akan mengawasinya. Satgas pun akan dilibatkan sampai ke kejaksaan. Patut hukumannya berat.
Danlanud Roesmin Nurjadi, Marsma TNI Henri Alfiandi, menyebutkan helikopter puma akan disiagkan di Dumai, guna memberikan ruang gerak cepat untuk pasukan pemadam.
"Kita terus berkoordinasi dengan satgas. Kapan dan kemana harus bergeser. Dengan helikopter yang sudah disiagakan tentunya akan lebih cepat, " ujar dia.
Danrem 031/Wira Bima Brigjen TNI Nurendi mengatakan guna mencegah kebakaran lahan dan hutan, selain melakukan patroli, personel yang turun akan memberikan edukasi serta normalisasi kanal.
"Kita punya pasukan. Mereka tidak melakukan penindakan, namun pencegahan. Sebelum kebakaran, sudah diantisipasi, " terang dia.