Lingga Targetkan Cetak Sawah 3.000 Hektar
Sistem penanaman dengan metode tabur ini bisa menghemat biaya dan tenaga kerja hingga 90 persen.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bupati Lingga, Kepulauan Riau, H. Alias Wello menaikkan target pencetakan sawah di Kabupaten berjuluk “Bunda Tanah Melayu” itu dari 1.000 hektar menjadi 3.000 hektar menyusul sukses penanaman perdana padi sawah irigasi di Desa Sungai Besar, Lingga Utara, Kamis, (24/3/2016).
“Sejak pencetakan sawah di Sungai Besar ini, saya resmikan tanggal 1 Maret 2016 lalu, Alhamdulillah perkembangannya cukup menggembirakan. Hanya butuh waktu tiga minggu, kita sudah mendapatkan sawah siap tanam seluas tujuh hektar. Saya yakin, jika alat beratnya ditambah, potensi sawah seluas 3.000 hektar itu, bisa tercetak semuanya,” ujarnya dalam keterangan persnya.
Saat melakukan penanaman perdana di areal sawah seluas lima hektar itu, Alias memperkenalkan sistem penanaman dengan metode tabur dengan menggunakan mesin mistblower serta pipa paralon yang dilubangi dan ditarik layaknya pedati. Sistem penanaman dengan metode tabur ini bisa menghemat biaya dan tenaga kerja hingga 90 persen.
“Anda bisa bayangkan, untuk melakukan penanaman di atas lahan seluas satu hektar dengan sistem penanaman secara konvensional, dibutuhkan tenaga kerja minimal 10 orang dengan durasi waktu penyelesaian selama 1 hari. Sedangkan dengan menggunakan sistem tabur, hanya butuh tenaga kerja 1 orang dengan waktu penyelesaian setengah hari,” jelasnya.
Di depan ratusan masyarakat Sungai Besar, mantan Ketua DPRD Kabupaten Lingga, masa bhakti 2004 – 2009 itu, tak segan – segan menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada Pahlawan untuk Indonesia Bidang Inovasi Teknologi, Ady Indra Pawennari yang bersedia menjadi bapak angkat dan motivator masyarakat Sungai Besar.
“Saya tak perlu malu mengakui, bahwa pengetahuan saya tentang sawah ini sangat minim. Namun, karena saya didampingi ahlinya, saudara Ady Indra Pawennari, saya optimis potensi sawah di Lingga yang mencapai luas sekitar 3.000 hektar bisa tergarap semuanya. Saudara Ady ini adalah motivator andal, sedikit bicara, tapi banyak berpikir dan bekerja,” beber Alias.
Sebagaimana diketahui, usai dilantik pada tanggal 17 Februari 2016 lalu, Bupati Lingga, H. Alias Wello langsung membeber program 100 harinya dan bersedia mundur jika tidak terealisasi. Salah satunya melakukan pencetakan sawah minimal 10 hektar dan panen perdana pada periode 100 hari kedua.
“Silakan dicatat, saya bermimpi dalam kepemimpinan saya, Kabupaten Lingga menjadi lumbung beras terbesar di Kepulauan Riau. Masalah tambang timah dan bauksit yang selama ini cukup populer di Lingga adalah masa lalu. Mari kita bangkit dengan potensi pertanian yang selama ini tidak pernah tersentuh. Dalam program 100 hari saya, Insya Allah sudah tercetak sawah minimal 10 hektar,” tegasnya.
Masyarakat Kabupaten Lingga yang bermukim diantara 531 pulau itu, selama ini menggantungkan hidupnya dari pasokan beras yang didatangkan dari negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Pada musim – musim tertentu, ketika gelombang laut tidak bersahabat, harga kebutuhkan pokok di daerah ini, khususnya beras sangat tinggi dan mengalami kelangkaan.