Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Netizen: ''Semoga Kepergian Ayah ke Surga Jadi Motivasi Melanjutkan Hidup Lebih Baik Lagi, Amin''

Para netizen itu merasa seharusnya tak sampai seperti ini.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Netizen: ''Semoga Kepergian Ayah ke Surga Jadi Motivasi Melanjutkan Hidup Lebih Baik Lagi, Amin''
Instagram
Sonya Ekarina Depari 

Ini tsunami informasi yang membuat orang banyak salah kaprah. Kemajuan teknologi tak dibarengi kemampuan memahami perbedaan antara produk jurnalistik dan opini.

Akhirnya, banyak yang berkomentar dengan latar belakang pemahaman opini. Walaupun ada juga beberapa media daring yang disebut bang T Agus Khaidir salah mendudukan fakta karena mengejar sensasi.

Jadilah adek itu sasaran tembak bagi manusia-manusia yang mungkin tidak puas jika dalam satu hari enggak membully.  

Eris Estrada Sembiring : Soal kabar meninggal itu, menurutku kita pun tak mampu banyak memberikan opini. Bukankah kematian itu ilmiah? Siapa yang bisa menyangkutpautkannya dengan masalah lain? Kematian itu, harusnya, jelas. Karena kita akan kerepotan ketika harus "mengilmiahkan" proses kematiannya. Sekali lagi, kita hanya bisa beropini...

Sementara itu, menurut psikolog Irna Minauli, bullying terhadap Sonya harus dihentikan. Alasannya, kondisi psikisnya akan semakin drop, kalau terus-terusan di-bully.

"Ya, tentu saja setiap bentuk bully harus dihentikan, termasuk cyber bullying juga harus dihentikan. Karena banyak kasus yang terjadi di Amerika, remaja yang menjadi korban cyber bullying banyak yang melakukan bunuh diri. Mereka tidak tahan dengan informasi yang begitu cepat menyebar di internet," katanya saat diwawancarai Tribun melalui via Whats Apps, Kamis malam.

Psikolog dari Minauli Consulting ini menjelaskan, korban bullying biasanya adalah seseorang yang memiliki karakter "ter", terbodoh atau terpintar, terjelek atau tercantik, termiskin atau terkaya.

Berita Rekomendasi

Dan, melihat penampilan awal korban, nampak bahwa ia memiliki potensi untuk dijadikan korban bullying.
Sebab, tidak semua orang memiliki kecantikan dan kemewahan seperti yang dimilikinya.

Jadi, kata Irna, ketika ditemukan perilaku yang tidak baik pada seseorang, maka hal itu menjadi jalan pembenaran untuk dilakukan bullying. Itu sebabnya orangtua harus mengajarkan kepada para remaja untuk lebih berhati-hati menyatakan pendapatnya di depan publik.(Muhammad Tazli)

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas