Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 ABK Sudah di Tarakan, 1 Jalani Perawatan di Malaysia

Pemulangan ini difasilitasi oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Editor: Wahid Nurdin
zoom-in 5 ABK Sudah di Tarakan, 1 Jalani Perawatan di Malaysia
HO/Tribun Kaltim
Lambas Simanungkalit, awak TB Henry yang ditembak oleh anggota Milisi Abu Sayyaf kini masih dalam keadaan kritis dirawat di ICU Hospital Tawau, Negara Bagian Sabah, Malaysia. 

Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Budi Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TARAKAN – Lima Anak Buah Kapal (ABK) Tugboat Henry yang selamat dari penyanderaan Milisi Abu Sayyaf akan dipulangkan ke pihak keluarga.

Pemulangan ini difasilitasi oleh perusahaan tempat mereka bekerja.

Kepala Operasi PT Global Trans Energy Internasional, Suharjono, menjelaskan, intinya setelah ada penyerahan ABK dari TNI ke perusahaan, para ABK ini akan dipertemukan terlebih dahulu kepada pihak keluarganya.

Untuk sementara, para ABK tidak diperkerjakan terlebih dahulu, namun perusahaan akan memfasilitasi pemulangan ABK, supaya bisa bertemu dengan keluarga.

“Masih kami tempatkan dulu di Tarakan sini. Habis itu kami kirim ke keluarganya,” ujar Suharjono yang ditemui sejumlah media di Dermaga Lantamal XIII Tarakan, Mamburungan usai menerima ABK.

Korban selamat dari penyanderaan yang tiba di Kota Tarakan adalah Royke Fransy Montolalu, Moch Arianto Misnan, Sembara Oktafian, Dede Irfan Hilmi, dan Yohanis Serang.

Berita Rekomendasi

Adapun pria kelahiran Aloban 6 November 1973, Lambas Simanungkalit, pihaknya menjelaskan, kondisi Lambas masih dirawat di rumah sakit di Malaysia.

Kondisinya masih kritis akibat luka tembak senjata api kelompok Abu Sayyaf di bagian dadanya.

Lambas, kata Suharjono, belum bisa dipulangkan ke tanah air Indonesia karena dalam kondisi perawatan medis yang intensif.

“Perusahaan sudah mengutus personel dan akan membawanya pulang bila kondisi fisiknya sudah baik,” katanya.

Saat Suharjono ditanya mengenai upaya pembebasan empat orang yang disandera Abu Sayyaf, pihaknya masih mengandalkan upaya Kementrian Luar Negeri yang sedang melakukan negosiasi.

Perusahaan batubara ini juga tidak ada komunikasi dengan Abu Sayyaf, termasuk memberitahukan terkait permintaan uang tebusan.

“Saya masih menunggu dari kebijakan perusahaan yang baik itu bagaimana,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas