Viral dan Bikin Nangis! Membaca Ini Seolah Rasakan Peristiwa 'Mengerikan' yang Dialami Yuyun
Tiga Ribu akun membagikan kisah ini. Membaca narasi ini seolah-olah kita Yuyun, seolah merasakan peristiwa 'mengerikan' yang dialami Yuyun.
Penulis: Robertus Rimawan
Pandangan menjadi gelap. Yang lain membawa tali, mengikat tangan saya. Sambil terus meronta, saya berusaha melepaskan diri.
Tapi tenaga mereka seperti banteng. Ke 14 lelaki itu, yang sebagian juga mengenal saya, telah memperlakukan saya seperti binatang.
Saya dibanting dengan keras ke tanah, disusupkan diantara pepohonan.
Mereka menarik seragam Pramuka saya. Robek, Rok cokelat tua dikoyak.
Saya menjerit, tapi bekapan tangan mereka begitu kuat. Lalu dengan paksa mereka memperkosa saya.
Saat itu, di tengah himpitan kebejatan, saya hanya bisa merintih. Mulut saya tidak henti-hentinya memanggil ibu.
Saya berharap dia mendengar rintihan putrinya.
Ibu, inilah putri kecilmu. Dikangkangi gerombolan binatang dengan mulut bau arak dan nafsu luber di kepala.
Ibu inilah putrimu merintih menahan perih. Perih pada tubuhku. Pedih pada jiwaku. Mereka menyiksaku.
Merusak kehormatanku beramai-ramai.
Memukuli tubuhku dengan tangan dan kayu. Ibu inilah putri yang engkau lahirkan, yang engkau rawat dan sekolahkan.
Diperlakukan dengan bengis, disusupkan diantara ilalang, diikat seperti binatang. Ibu ini Yuyun.
Yuyun sendirian menghadapi kebuasan iblis yang menjelma manusia. Ibu...
Tapi mereka terus menyerang kewanitaanku. 14 orang secara bergantian.
Saya rasa sekeji-kejinya binatang tidak ada yang memperlakukan mahluk seperti itu. Hanya rasa perih yang terasa,
Setiap saat semakin perih. Saya menjerit.
Tapi suara sudah habis. Jeritan saya disusul pukulan kayu ke kepala. Semuanya gelap.
Dalam gelap saya terbayang wajah sedih ibu. Air matanya meleleh. Melintas kemurungan di wajah bapak.
Urat mukanya tegang. Saya ingin memeluknya. Ingin mengadu pada mereka. Tapi suasana semakin gelap.
Saya tidak lagi merasa sakit. Setelah puncak rasa sakit, yang ada hanyalah kekosongan.
Tubuh saya ringsek. Seragam Pramuka yang hanya satu-satunya itu terkoyak. Kasian ibu, dia harus membelikan seragam Pramuka yang baru.
Maafkan saya, ibu. Kebengisan ini telah merusak seragam Pramukaku.
Maafkan aku bapak, pukulan kayu di kepalaku telah memisahkan kita untuk selamanya.
Nama saya Yuyun. Siswi kelas 2 SMP 5 Satu Atap, Padang Ulak Tanding, Rejang Lebang, Bengkulu.
Saya juga punya cita-cita, sama seperti anak bapak dan ibu.
Kini cita-cita itu tanggal. Saya hanya tinggal jasad, menggenakan seragam Pramuka yag koyak, ditemukan terikat di dasar jurang.
*) Terimakasih pada Rahmat Alam, Pebby Magdalena, Sebastian Lukito, Salma Indria Rahman Yohana Leo dan teman-teman lain yang memberikan copy tulisan ini lagi
~~~~~
Komentar netizen
Sebagian besar memberi tanggapan dengan emoticon menangis.
Ada juga yang mengaku tak bisa menahan airmata membaca narasi ini.
Suci Imuet: Surga menanti mu yuyun..allah akan membalas smua perbutan binatang yg biadap it dengan cara nya sendiri
Elfira Regina Nazyra: Sunggu kejam..
Yhunie OS Bengkulu: Semoga tenang disisi ny yun.
Siskania Mdf: Sampek nangis bacanya...ga bisa ngomong.
Ainn Arios: Ya Allah sy tak kuat menahan tangis membaca goresan ini ....smg yuyun ditempatkan disurganya allah...
Maretha Fransisca: Ya Allah...nangis!!aku jg wanita.punya anak gadis.tlg berikan keadilanMU ya Allah.
Elsarina Tarigan: Im on your side ..
Tisya A Damayanti: Perih sekali hati ini mmbacanya.... R. I. P YUYUN semoga tenang disisi tuhan ya nak..... Ditempatkan ditempat yang paling mulia disisi Tuhan.
Belasan pelaku ditangkap
Berita sebelumnya seperti dikutip dari Kompas.com, Kepolisian Resor Rejang Lebong,Bengkulu, meringkus 12 remaja pelaku pemerkosaan terhadap YN (14), seorang siswi SMP berprestasi di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Kabupaten Rejang Lebong.
Kepala Polres Rejang Lebong Ajun Komisaris Besar Polisi Dirmanto mengatakan, 12 pelaku itu meliputi berinisial De (19), To (19), dan Da (17). Ketiga warga Desa Kasie Kasubun, Padang Ulak Tanding, itu ditangkap pada Jumat (9/4/2016).
Dari pengembangan kasus tersebut, pada keesokan harinya, Sabtu (10/4/2016), giliran Su (19), Bo (20), Fa (19), Za (23), Fe (18), Al (17), Su (16), dan Er (16), semuanya warga Kasie Kasubun, ikut diringkus polisi.
Polisi awalnya meringkus tiga pelaku.
Dari ketiga pelakulah diketahui ada belasan remaja lainnya yang terlibat.
"Korban dalam perjalanan pulang ke rumah, dari sekolah. Saat itu para pelaku sedang berkumpul, kemudian mereka mengikat korban dan memerkosanya," kata Dirmanto.
Tindakan para pelaku tersebut membuat korban meninggal dunia.
Seorang pelaku mengakui bahwa semuanya mendapat giliran memerkosa korban.
"Saat ini masih ada dua pelaku lain yang dalam pengejaran," kata Dirmanto.
Pura-pura ikut mencari korban
Beberapa pelaku yang sedesa dengan korban pun ikut melakukan pencarian.
Dirmanto menambahkan, para pelaku berpesta miras sebelum memerkosa dan membunuh korban.
"Mereka membeli tuak setelah mengumpulkan uang Rp 40.000 dan membeli tuak di Belumai II," kata Dirmanto dalam konferensi pers, belum lama ini.
Saat para pemuda itu pesta tuak, Yn secara kebetulan lewat usai pulang dari sekolah.
"Kejadian antara pukul 13.00 dan 13.30 WIB. Korban diikat dengan tali terlebih dahulu sebelum akhirnya diperkosa bergiliran," kata Kapolres.
Para pelaku merupakan warga yang tinggal satu desa dengan korban. Bahkan, beberapa pelaku ikut mencari jenazah korban.
Atas perkara ini, Bupati Rejang Lebong, Hujazi, mengaku akan mengeluarkan kebijakan pengetatan peredaran minuman tuak di wilayahnya.(*)