16 Siswa SMK Surabaya Lolos Seleksi Calon Teknisi Pesawat Garuda Indonesia
Keinginan Faydlir Rachman setelah lulus dari SMK Negeri 2 Surabaya adalah kuliah di jurusan elektronik Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Keinginan Faydlir Rachman setelah lulus dari SMK Negeri 2 Surabaya adalah kuliah di jurusan elektronik Politeknik Elektronik Negeri Surabaya (PENS).
Tapi ketika kedua orangtuanya mengaku tidak ada dana untuk biaya kuliahnya, Faydlir mengurungkan niatnya.
Namun, rezeki didapat warga Manukan Kulon, Surabaya itu saat didatangi oleh staf Dinas Sosial (Dinsos) untuk seleksi pendidikan dan pelatihan teknisi pesawat di Garuda Maintenance FacilitiesAeroAsia (GMF).
Hasilnya, Faydlin menjadi satu dari 16 anak yang lolos seleksi.
"Alhamdulilah masuk. Dan saya siap bersungguh-sungguh belajar dan kalau ditugaskan dimana saja, saya harus siap," lanjut sulung dua bersaudara, anak pasangan Ismono dan Siti Halimatus Sa'diyah itu.
Bersama 15 rekannya, Faydlir tampak mengenakan seragam kaos hijau dan celana PDL. Kepalanya dipotong gundul di bawah dan hanya disisakan rambu5 dibagian atasnya. Dilatih oleh dua personil TNI.
Mereka mendapat kesempatan hadir di lantai dua Balai Kota Surabaya. Menyaksikan penandatangana kerja sama oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini dan Direktur Utama garuda Indonesia, M Arif Wibowo serta Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyatakan, Pemkot Surabaya menyambut gembira kerja sama dengan Garuda Indonesia dan GMF.
Menurutnya, kerja sama tersebut akan bisa meningkatkan kualitas SDM di Surabaya untuk turut meningkatkan kualitas masa depan generasi muda.
“Terima kasih kepada Garuda dan GMF atas kesempatan yang diberikan kepada anak-anak Surabaya. Kesempatan ini akan bisa mengangkat kualitas hidup mereka,” kata Risma.
Ke-16 anak-anak yang terpilih dari 500 anak yang mengikuti seleksi tersebut, berasal dari keluarga kurang mampu.
Ada yang orangtuanya merupakan warga terdampak penutupan lokalisasi, ada yang bekerja sebagai juru parkir, tukang siomay, tukang potong rambut, juga sopir.
Risma berpesan kepada anak-anak tersebut untuk tabah dan bersemangat ketika menjalani pendidikan. Dan kelak, ketika sudah bekerja, mereka diimbau untuk membantu orang tua, keluarga dan juga tetangga.
“Insya Allah kalian bisa mengangkat derajat orang tua. Pesan ibu, jadilah peserta pendidikan yang baik, kalau bisa jadilah yang terbaik. Berikanlah yang terbaik untuk orang tua. Kalian yang terpilih di antara 500 orang,” pesannya.