Rio Saren Gelar Pameran Tunggal dengan Judul Awaiting Light
Rio Saren dalam ajang pameran tunggalnya kali ini hadir dengan karya yang didominasi format karya lingkaran
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, SANUR - Rio Saren dalam ajang pameran tunggalnya kali ini hadir dengan karya yang didominasi format karya lingkaran.
Visual karyanya kali ini hadir dalam bentuk bentuk yang mengalir, semakin berjarak dengan kesan naratif, penuh deformasi, serta kecenderungan ornamentik yang terlihat pada karyanya. Itulah kecenderungan yang paling kasat mata yang tampak pada tampilan visual Rio saat ini.
Seri karya yang terbingkai dalam judul pameran tunggalanya kali ini yakni “Waiting The Light” sebuah ungkapan yang merepresentasikan muatan simbolik ataupun metaforik ihwal cahaya dalam arti yang luas .
Keterinspirasian Rio pada cahaya khususnya cahaya bulan saat purnama ia sajikan dalam sebagian besarkarya berformat lingkaran tersebut tentu saja tidak berhenti pada struktur kebentukannya semata.
Sebagai perupa, tentu saja ia memiliki interpretasi yang lebih jauh dari perkara kebentukan, yakni tentang cahaya yang didalamnya terkandung nilai nilai dalam kehidupan manusia secara lebih luas.
Gelap dan terang adalah dua hal yang selalu beriringan. Terang atau cahaya menjadi bermakna saat gelap datang.
Cahaya adalah simbolisasi dari harapan setiap manusia, ia memiliki sisi universal, karena perkara harapan memang menjadi persoalan bagi semua manusia. Bagaimana manusia memaknai sebuah cahaya, sejatinya merupakan stimulus yang coba dihadirkan dalam ceruk ceruk terdalam dari karya - karyanya.
Seperti gagasan esensial yang menggerakkan proses kreatif Rio yakni mengalir begitu saja. Begitupun dengan para pembaca karyanya, Rio tampaknya sedang berupaya mengajak pembacanya untuk mengalir dalam menginterpretasi makna makna hidup dan kehidupan sesuai bentangan horizon harapan masing masing di benak para apresiator karya-karyanya.
Dibalik kuatnya aspek formalistik (kebentukan) pada karya- karya Rio pada akhirnya tak membuat karyanya cukup terbaca dari sisi itu saja.
Jika kita telisik lebih jauh ada nilai nilai simbolik yang sedang ia tuturkan ikhwal hidup dan kehidupan.
Tulisan singkat ini lebih berposisi sebagai salah satu pintu masuk saja untuk memasuki interpretasi dan pembacaan para apresiator karya karya Rio.
Selamat mengapresiasi dan berdialog tentang cahaya bulan purnama dengan karya karya Rio Saren.
Rio Saren adalah seniman kelahiran Bali, Indonesia tanggal 10 November 1981.
Lulus kuliah dari Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar.
Tanggal pameran: Jumat 6 Mei – Jumat 24 Juni 2016
Terbuka untuk umum dari pukul 10 pagi – 6 sore