Hanya Memakai Kutang, Siswi Lari 10 Kilometer Cari Pertolongan
LS kaget setelah siuman hanya berpakaian kutang. Sontak ia berlari sampai 10 kilometer sampai akhirnya dibawa ke rumah sakit.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, UNGARAN - LS, siswi sekolah menengah pertama di Kabupaten Semarang masih menjalani perawatan intensif di sebuah Rumah Sakit Ken Saras.
Ia menjadi korban pelecehan seksual dan penganiayaan segerombolan pria di pemancingan Jimbaran, Bandungan, belum lama ini.
"Kondisinya saat ini berangsur pulih, tapi masih sering melamun saat kami ajak bincang-bincang," ujar Humas Rumah Sakit Ken Saras, Elsih Listanti, Jumat (5/8/2016).
Berdasar rekam medis, LS menderita luka sobek di bibir, lebam di wajah, dan luka bekas cakaran di lengan sebelah kanan.
"Kami tidak berani mengatakan LS korban pelecehan seksual. Sebab, belum ada permintaan visum dari keluarga atau kepolisian. Secara fisik, tak ada luka bekas kekerasan di alat kelamin korban. Kami belum berani cek organ intim bagian dalam," beber dia.
Sementara dokter belum mengizinkan LS pulang ke rumah. Korban juga tidak mau ditemui orang lain, kecuali sang ibu dan petugas medis.
"Unit PPA Polres Semarang sudah datang ke sini menemui orangtua korban," ujar Elsih.
Cerita sang ibu, LS mulanya diajak teman pria ke pemancingan Jimbaran. Di sana teman prianya menyuguhkan teh yang sudah dicampur obat penenang untuk LS.
"Hingga akhirnya tak sadarkan diri," jelas Elsih.
Tak berapa lama LS pingsan. Setelah siuman ia kaget dalam kondisi setengah telanjang, hanya mengenakan kutang dan sendirian di tempat pemancingan itu.
"Dalam kondisi tersebut, LS berlari malam-malam dari Jimbaran hingga Klepu, yang berjarak sekira 10 kilometer. Ia bersembunyi di kandang sapi milik warga. LS ditemukan pemilik kandang, kemudian diantarkan ke Rumah Sakit Ken Saras," cerita Elsih.
Kasat Reskrim Polres Semarang, AKP Herman Sophian, sudah menerima laporan kasus penganiayaan siswi oleh sekelompok pria.
"Masih kami selidiki. Dugaan sementara, pelaku penganiayaan lebih dari satu orang," ungkap Herman.
Polisi belum bisa menetapkan kasus ini kekerasan seksual tanpa bukti visum dari rumah sakit.
Berdasarkan keterangan orangtua kepada polisi, korban tidak sadarkan diri usai minum teh di pemancingan.
"Rasanya seperti teh katanya. Setelah itu korban merasa ada yang membopong," lanjut Herman.