Transmigran di Perbatasan Malaysia, Belum Rasakan Merdeka dan Enggan Pindah Kewarganegaraan
Janji pemerintah berikan lahan 2 hektar belum terpenuhi, rumah sederhana yang dihuni belum ada saluran listriknya.
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Pontianak Hamdan Darsani
TRIBUNNEWS.COM, SAMBAS - Meskipun hidup dalam situasi terbatas bahkan kekurangan.
Sama sekali tidak mengikis rasa cinta masyarakat perbatasan terhadap keuntuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut dialami oleh para warga transmigrasi yang bermukim selama kurun empat tahun belakangan di Desa Sebunga, Kecamatan Sajingan Besar Kabupaten Sambas Kalimantan Barat.
Empat tahun belakangan, sebagai keluarga yang mengikuti program transmigrasi.
Jacky (47) bersama dengan puluhan warga transmigran lainya menyimpan lara mendalam.
Pasalnya, sejak tiba di Sajingan. Janji pemerintah untuk memberikan lahan pertanian seluas 2 hektar hingga kini belum dipenuhi.
Warga Sumedang, Jawa Barat ini menceritakan saat ini dirinya tinggal di rumah yang disiapkan oleh pemerintah melalui program transmigrasi.
Rumah dibangun sangat sederhana oleh pemerintah untuk ditempati, namun belum teraliri listrik Negara (PLN).
Alih-alih dapat bercocok tanam dengan lahan yang diberikan oleh Pemerintah.
Para warga transmigrasi di Kecamatan Sajingan besar harus membanting tulang sebagai buruh harian lepas di perusahaan perkebunan sawit yang beroperasi tak jauh dari tempat tinggalnya.
“Situasi ini bagi kami terasa sangat pahit. Apalagi saat Indonesia akan memperingati hari kemerdekaanya,” ujar Jecky
Jecky merasa benar-benar belum merasakan apa arti dari “Merdeka”.
Ketika bermenung, rasa kesal dan pertanyaan muncul dalam benakknya. Sebegitu sulitkah hidup di Indonesia?,
Sementara warga di negara tetangga dapat hidup sejahtera dengan penghasilan mencukupi.
“Pernah terlintas di pikiran, sepertinya enak kalau pindah warga negara. Tapi tetap saja hal tersebut tidak mungkin saya lakukan,” ujarnya.
“Bagaimanapun Indonesia tetaplah menjadi Negara yang begitu saya cintai, meskipun negara belum mampu memberikan kesejahteraan bagi kami,” ujarnya
Penulis: Hamdan Darsani