Penyerang Pastor di Gereja Stasi Santo Yosep Ternyata Anak Pengacara Senior di Medan
Ivan Armadi Hasugihan, pelaku percobaan pembunuhan pastor dengan pisau dan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep, ternyata anak pengacara senior.
Penulis: Jefri Susetio
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Jefri Susetio
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - IAH, pelaku percobaan pembunuhan pastor dengan pisau dan bom bunuh diri di Gereja Stasi Santo Yosep, ternyata anak pengacara senior di Kota Medan, Sumatera Utara.
"Saya tidak tahu nama lengkap ayahnya. Kami warga sekitar panggil ayahnya Pak Hagusian (70). Pekerjaan pengacara senior di Kota Medan. Dulu lama jadi pengacara," ujar Tampubolon, tetangga Ivan, di Jalan Setia Budi, Gang Sehati, Minggu (28/8/2016).
Tampubolon menambahkan, keluarga IAH merupakan orang lama di Gang Sehati, Setia Budi, Medan. Oleh sebab itu, tidak sedikit masyarakat kenal dengan keluarga Hasugihan.
"Mereka penduduk lama di sini, semua kenal. IAH itu anak ketiga, dan lahir di sini. Hanya saja mereka tidak bergaul, agak sombong dan tak pernah bermasyarakat," katanya.
Ia mengungkapkan, IAH bersama keluarga besarnya tidak sering berbincang dengan masyarakat. Artinya mereka tertutup. Bahkan tidak pernah aktif bila masyarakat komplek gelar acara.
"Sama sekali tidak ada gabung-gabung, bukan faktor agama, enggak ada alasan mereka muslim dan kami Kristen jadi tak mau bergaul. Ivan tidak kuliah, hanya tamat SMA," ujarnya.
"Kalau dilihat dari segi rumah memang anak orang kaya. Jadi kaget kali, enggak duga sebelumnya. Curiga aja, anaknya pakaian gunakan sorban panjang," ungkapnya.
Mengaku Disuruh
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Nur Fallah mengatakan, IAH, pelaku percobaan bom bunuh diri disuruh oleh sekelompok pemuda.
"Sampai saat ini, pelaku mengaku disuruh oleh seseorang. Rencana melakukan pembunuhan terhadap pastor. Situasi sudah aman," ujarnya di pelataran Gereja Stasi Santo Yosep, Minggu (28/8/2016).
Selain itu, kata dia, gereja-gereja yang melaksanakan ibadah langsung mendapat penjagaan. Agar mencegah adanya aksi teror lanjutan di Kota Medan.
"Barang bukti yang diamankan pisau, sepeda motor, tas ransel diduga membawa bom dan pakaian," katanya.
Apakah ada pengembangan ada tersangka lain? Ia menyatakan polisi sedang mengembangkan kasus ini. Oleh sebab itu, dalam waktu dekat akan ada pengembangan.