Mengintip Kehidupan Suku Boti: Pencuri Malah Dimodali Raja agar Tak Mencuri Lagi
Ketika ditanya nama Boti, warga Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) biasanya langsung mengernyitkan dahi.Mereka menyebut, Boti adalah kawasan pedalaman
Penulis: Yulis Sulistyawan
Rumah Raja
Tribunnews bersama rombongan 1000 Guru dan KFC berkesempatan berkunjung ke Rumah Raja Boti. Rumah Raja Boti jika dari Oeleu Utara, belum sampai ke Sungai Putih. Sehingga tidak perlu menyeberang sungai.
Sebelum memasuki rumah raja, terpasang gerbang pintu ala kadarnya. Di atasnya tertulis desa Boti.
Raja Boti Nama Benu
Halaman luas terhampar di kawasan komplek rumah raja. Terdapat pohon Kayu Putih berukuran besar dengan daun meranggas.
Berkat izin Raja, seluruh tamu dipersilakan masuk ke kawasan Rumah Raja. Tak seperti rumah warga biasa, jalan menuju Rumah Raja dibuat berundak menurun dengan susunan batu yang rapi.
Kanan kiri dipasang pagar dan tanaman. Di sekitar pagar, terdapat beberapa rumah besar.
"Itu rumah untuk kerabat Raja. Kalau ada tamu mau menginap, bisa menginap di rumah untuk tamu," jelas Yabes, warga Kupang yang ikut mengantar ke Boti.
Tak seperti kawasan Boti lainnya, rumah Raja terbilang sejuk. Pohonan besar merindangi rumah beratap daun ilalang tersebut.
Halaman Rumah Raja Boti yang ditanami tanaman dan bunga
Memasuki teras Rumah Raja, lantai terpasang keramik. Kursi-kursi tersusun di teras. Biasanya Raja menerima tamu di teras rumah yang cukup sejuk.
Dua kursi besar untuk Raja dan calon penerusnya diletakkan di teras.
Saat Tribunnews datang, Raja mengenakan baju warna cokelat dan kain yang menutupi celana selutut warna cokelat.
Tatapan matanya teduh dan berbicaranya tenang.
Raja Boti selalu tersenyum saat menyalami tamu yang jumlah belasan orang.
Ketika ditanya siapa penerusnya, Raja Boti menunjuk anak lelaki kecil berusia sekitar 4 tahun yang duduk di sampingnya. "Dia penerus saya," ujar Boti yang kini berusia 47 tahun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.