Pencatat Meter Listrik Asal Binjai Berharap PLN Kasih Pesangon
Sejak 1994, Sumardi bekerja sebagai pecatat meter listrik. Pria asal Binjai itu tak lagi bekerja dan berharap PLN memberikan pesangon.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Sumardi ikut berunjukrasa bersama puluhan pencatat meter listrik yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pembaca Meter Listik Sumatera Utara (SP2MLSU).
Dia ikut berunjukrasa di depan gedung DPRD Sumut, Kota Medan, Selasa (15/11/2016). Sejak Juli 2016, warga asal Binjai ini menganggur lantaran dipecat sepihak oleh PLN Sumut.
Sumardi duduk sambil memegang bendera SP2MLSU. Ia mengaku ikut aksi untuk menuntut haknya yang belum diberikan PT PLN Sumut.
"Saya sudah bekerja sebagai pencatat meter sejak 1994 lalu. Setelah saya dan teman-teman dipecat, PLN tak memberikan pesangon sepeser pun," ungkap Sumardi yang matanya tampak sayu.
Sejak dipecat sebagai pencatat meter listrik oleh PLN, Sumardi tak bisa menafkahi keluarganya. Ia menganggur dan berharap adanya kepastian mendapatkan pesangon dari PLN.
"Kami menuntut hak kami. Berikanlah pesangon kepada kami. Jangan dibuang begitu saja. Sudah puluhan tahun saya dan teman-teman bekerja, tapi seakan tidak dihargai," ia berharap.
Masa meminta PLN menyelesaikan status tenaga kerja di lingkungan PT PLN dari Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) menjadi Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu (PKWTT).