Sejumlah Napi Jajakan Barang Dagangan di Bapas Yogya dengan Ramah
Berbagai stand makanan dan kerajinan tangan tertata rapi di area trotoar depan Bapas Yogyakarta.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Santo Ari
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Pemandangan berbeda terlihat depan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Yogyakarta, jalan Trikora no 1, Jumat (25/11/2016).
Berbagai stand makanan dan kerajinan tangan tertata rapi di area trotoar depan Bapas Yogyakarta.
Siapa sangka para penjual di lokasi itu adalah warga binaan atau narapidana yang mendapat bebas bersyarat.
Mereka berinteraksi satu sama lain, berbagi pengalaman, dan dengan ramah menjajakan barang daganganya kepada siapa saja yang melintas.
Salah satunya adalah Pak Senen (40) warga Sentolo, Kulonprogo, yang berjualan kerajinan tas dari bahan alam dan nilon.
Tak ada kesan gahar, justru kesan ramah yang terlihat di diri pria itu.
Senen adalah seorang mantan narapidana karena kasus penganiayaan yang berujung kematian di wilayah Kulonprogo 13 tahun lalu.
Setelah keluar dari Lapas Wates, ia memperdalam ketrampilannya, dan mengembangkan usaha karajinan tas.
Ia bahkan memperkerjakan petani eceng gondok dan tumbuhan itu disulap menjadi benang. Tas yang ia produksi ia pasarkan di wilayah Yogyakarta dan Jakarta.
"Dulu saat saya masih di dalam (lapas) juga memberikan pelatihan ke narapidana lain," ungkapnya.