Praktisi dari Berbagai Negara Bahas Kualitas dan Keterjangkauan Dunia Pendidikan
Praktisi pendidikan dari berbagai negara berkumpul dan membahas kualitas dan keterjangkauan dunia pendidikan di Yogyakarta.
Penulis: Khaerur Reza
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jogja, Khaerur Reza
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Praktisi pendidikan dari berbagai negara berkumpul dan membahas kualitas dan keterjangkauan dunia pendidikan dalam acara The 5th International Seminar on Quality and Affordable Education (ISQAE) yang digelar Universitas Teknologi Yogyakarta di Hotel Sahid Rich Yogyakarta, Rabu (7/12/2016).
"Acara ini adalah sebuah konferensi pendidik-pendidik profesional yang berasal dari konsorsium beberapa universitas di dalam negeri maupun luar negeri, dan kali ini UTY dipercaya sebagai host untuk penyelenggaraan ISQAE kelima," jelas ketua panitia sekaligus Dekan Fakultas Pendidikan UTY, Dr Mustaqim Pabbajah.
Mustaqim menambahkan setiap tahun Universitas Negeri Jakarta (UNJ), University of Malaya (UM), Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Universitas Negeri Manado (UNIMA) dan Universitas Muhammadiyah Makasar (UNISMUH) selalu menyelenggarakan seminar rutin dan tahun ini UTY yang baru bergabung langsung didapuk menjadi tuan rumah.
Selain dihadiri oleh universitas-universitas tersebut, acara ini juga menghadirkan praktisi pendidikan dari Filipina, New Zealand serta Inggris.
"Kita harapkan ada hasil-hasil riset yang bisa dipublikasikan dan didiskusikan, diharapkan ada alternatif pendekatan baru demi menjawab tantangan-tantangan dunia pendidikan," ujarnya.
Acara ini menurutnya juga sebagai bukti bahwa UTY memiliki concern dan perhatian tinggi dalam dunia pendidikan.
Sekjend Kemenristek Dikti Prof Ainun Naim yang hadir dalam acara tersebut mengatakan bahwa tenaga pendidik seperti dosen dan guru besar harus lebih produktif lagi dalam menelurkan publikasi internasional.
Hal tersebut dapat dilakukan apabila para dosen lebih fokus dalam tugas-tugas akademik, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat serta berinovasi.
Kemenristekdikti akan segera menyiapkan peraturan yang mewajibkan setiap Guru Besar hingga Lektor Kepala di seluruh perguruan tinggi di Indonesia membuat publikasi internasional tahun depan.
"Publikasi internasional sebenarnya sudah meningkat tajam tahun ini sudah ada 9.300-an dan sudah memenuhi taget, tahun depan target sekitar 18 ribu supaya bisa menyamai Singapura," tambah Ainun.