Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teman-temannya di Jepang Berupaya Bantu Memulangkan Jenazah Bagus ke Bali

Mereka juga masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang tentang kematian Gusti Bagus dan pemulangan jenazahnya.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Teman-temannya di Jepang Berupaya Bantu Memulangkan Jenazah Bagus ke Bali
Istimewa
I Gusti Bagus Susila semasa hidup 

TRIBUNNEWS.COM, SINGARAJA - Jenazah I Gusti Bagus Susila Sana (28) kini masih disimpan di Rumah Sakit (RS) Azahi di Kota Ibaraki, Azahi, Jepang.

Teman-teman Gusti Bagus asal Bali yang bekerja di Jepang berupaya untuk membantu pemulangan jenazahnya, satu di antaranya dengan berencana iuran untuk biaya pemulangannya ke Bali.

Selain itu, mereka juga masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jepang tentang kematian Gusti Bagus dan pemulangan jenazahnya.

Masih belum diketahui apakah KBRI dapat membantu pemulangan jenazahnya atau tidak.

"Sekarang jenazahnya masih disimpan di RS Azahi. Kami berencana iuran untuk membantu biaya pemulangannya ke Bali. Kami juga sudah berkoordinasi dengan KBRI di Jepang," kata Anton, kolega Bagus Susila yang juga pekerja di Kota Ibaraki asal Desa Padangbulia, Kecamatan Sukasada, Buleleng.

Gusti Bagus asal Dusun Praranan Bunut, Desa Gitgit, Kecamatan Sukasada, Buleleng berangkat ke Jepang mulai Juli 2011 lalu untuk bekerja sebagai pekerja di sebuah perusahaan perkebunan buah-buahan di Kota Ibaraki, Azahi, Jepang melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Buleleng.

Di perusahaan tempatnya bekerja itu, Gusti Bagus dikontrak kerja selama tiga tahun.

Berita Rekomendasi

Tetapi setelah kontrak kerjanya habis, dia tidak memilih pulang ke Bali.

Ia lebih memilih untuk tetap tinggal di Jepang dan bekerja serabutan di perkebunan sejak setahun terakhir.

Baca: Empat Tahun Tak Pulang ke Desa Gitgit Buleleng, Gusti Bagus Meninggal di Jepang

Pemulangan jenazah Gusti Bagus ke Bali menjadi sulit karena kini almarhum sudah tidak dinaungi agen yang memberangkatkannya dahulu.

Sebab sejak kontrak kerja selama tiga tahun selesai, dia tidak lagi berhubungan dengan agen tersebut.

Gusti Bagus dikabarkan meninggal dunia saat bekerja di Jepang, Jumat (6/1/2017).

Ia dikabarkan meninggal diduga karena serangan jantung.

Kabar meninggalnya Gusti Bagus ini beredar cepat di jejaring media sosial facebook.

Teman-teman bekerjanya di Jepang membagikan kabar duka ini melalui facebook.

Bahkan akun facebook almarhum bernama Tiagus Ngurah dibanjiri ucapan belasungkawa dari teman-temannya.

Namun ibu Bagus Susila, I Gusti Ayu Purna saat berusaha didatangi di rumahnya di Desa Gitgit, rumahnya tampak kosong, tidak seorang pun kerabat yang ada di dalamnya.

Gusti Purna yang memiliki dua rumah dikabarkan sedang berada di rumahnya yang beralamat di Desa Patemon, Kecamatan Seririt.

Saat dikabarkan anaknya meninggal dunia di Jepang, wanita renta ini dikabarkan masih tidak percaya dengan kabar tersebut.

Ia meyakini anaknya itu masih hidup. Belum diketahui secara pasti kapan Gusti Purna bersama kerabatnya kembali ke Desa Gitgit untuk mengurus kepulangan jenazah anaknya itu.

"Dia meninggal karena serangan jantung, sudah empat tahun dia kerja di Jepang, tiga tahun dikontrak magang di industri buah-buahan, setelah itu sekarang serabutan di Ibaraki," ujar Anton.

Selama empat tahun bekerja di Jepang, Bagus Susila sama sekali belum pernah ke rumahnya di Desa Gitgit.

Keluarga terakhir kali bertemu dengannya sesaat sebelum berangkat ke Jepang empat tahun lalu.

Sementara itu, Perbekel Gitgit, I Putu Wardana juga membenarkan seorang warganya itu yang bekerja di Jepang meninggal dunia.

Ia juga sedang berupaya membantu pemulangan jenazah warganya itu ke desanya dengan menghubungi instansi terkait.

"Memang benar warga kami ada yang meninggal saat bekerja di Jepang. Saya tadi juga sempat ke rumah keluarganya hanya saja keluarganya masih di Seririt, kami masih belum mendapatkan informasi yang pasti. Kami juga sedang berusaha membantu pemulangannya ke Bali," ujar Wardana.

Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas