Tangisan Pertama Bayi Tsaqif Setelah Dua Bulan Koma akibat Kecelakaan
Tsaqif kini sudah bisa menangis. Tangisan pertama dari bayi usia 5 bulan setelah dirawat cukup lama ini sangat menggembirakan semua pihak.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Masih ingat Tsaqif, bayi yang mengalami kecelakaan lalu lintas bersama ayah dan ibunya?
Tsaqif kini sudah bisa menangis. Tangisan pertama dari bayi usia 5 bulan setelah dirawat cukup lama ini sangat menggembirakan semua pihak. Ini adalah tangis yang ditunggu-tunggu.
Tsaqif sebagaimana diberitakan sebelumnya mengalami kecelakaan hebat. Ia menderita pendarahan hebat hingga koma. Ada penumpukan cairan di otaknya.
Sulit bagi seorang manusia yang kuat sekali pun untuk bertahan hidup. Namun, Tsaqif yang berusia lima bulan berhasil bertahan hidup.
Di suatu ruangan bangsal anak, Tsaqif tampak tenang tiduran sambil meminum susu dari dot.
Ini merupakan pemandangan yang menggembirakan bagi keluarga, dokker, perawat, dan pegawai rumah sakit.
Tsaqif akhirnya bisa minum susu dari dot dan tak lagi memakai sonde atau pipa lambung untuk dapat mengkonsumsi susu.
"Tsaqif sudah membaik, sudah bisa minum dari botol dot susu. Dulu dia hanya bisa pake sonde tapi 3 sampai 4 hari terakhir sudah bisa minum normal, alhamdulillah," ujar Kantun Basuki, paman Tsaqif, Senin (23/1/2017).
Setelah satu bulan menjalani perawatan intensif di RSUP dr Sardjito, bayi bernama lengkap Muhammad Tsaqif Dirga Triskanadifan akhirnya dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang.
Tsaqif diawat karena menjadi korban kecelakaan. Kedua orang tuanya meninggal dan Tsaqif mengalami benturan pada aspal saat jatuh.
"Dulu saat awal kondisinya cukup parah, bertahan satu minggu dengan ventilator. Syukurnya tidak berapa lama bisa sadar lalu dilakukan operasi karena ternyata ada cairan menumpuk di otaknya," kata Kantun.
Tak henti-hentinya, Kantun selalu mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa. Ia juga terus berterima kasih kepada banyak pihak yang telah membantu dan mendoakan kesembuhan bayi Tsaqif.
"Kalau melihat Tsaqif, mukjizat itu benar-benar ada. Nyata, karena Tsaqif bisa bertahan sampai sekarang. Saya cuma berterima kasih kepada semuanya yang telah peduli pada bayi mungil ini," ungkapnya.
Kantun menuturkan, aliran bantuan kepada Tsaqif terus mengalir. Mulai dari galangan dana untuk biaya perawatan hingga donor susu asi bagi Tsaqif.
"Tsaqif mendapat lima pendonor ASIi, bahkan mereka datang dari berbagai tempat seperti Pakem, Pleret. Semuanya tahu kalau asi adalah asupan terbaik, dan kami usahakan tidak memakai susu formula," tuturnya.
Tsaqif yang lahir pada 17 Agustus 2016 memiliki seorang kakak yang masih bersekolah di SMP.
Usai kecelakaan, Tsaqif otomatis menjadi yatim piatu. Masa depannya, kini ditangan keluarga besar.
Kantun mengatakan, keluarga besar akan merawatnya hingga dewasa kelak.
Kepala Bagian Hukun dan Humas RSUP dr Sardjito Trisno Heru Nugroho mengaku senang Tsaqif bisa pulang.
Pihak RS selalu menanti-nanti kabar bahagia, Tsaqif bisa membaik dan memberikan respon normal sehingga berhak dinyatakan kembali ke keluarga di rumah.
Dijelaskannya, Tsaqif mengalami pendarahan hebat akibat benturan di aspal. Heru menyebut, kesembuhan Tsaqif merupakan prestasi karena kasus seperti Tsaqif sulit diatasi.
"Kasus-kasus seperti ini sulit diatasi, apalagi yang sampai koma dan sulit bernafas seperti yang bayi Tsafiq alami, namun mukjizat itu memang benar ada," ungkapnya.
Cerita mengenai Tsafiq menjadi viral di dunia maya usai para dokter melakukan penggalangan dan bagi keluarga Tsafiq.
Dari penggalangan dana tersebut, terkumpul Rp 140 juta. Heru mengatakan, dana sebanyak itu diberikan utuh kepada kakak kandung Tsaqif.
"Kita berikan semuanya, karena biaya perawatan ditanggung Jamkesda atau BPJS dan diberikan asuransi dari Jasa Raharja sebanyak Rp 10 juta," ucapnya. (Ikrar Gilang Rabbani)