Terduga Teroris Boyolali Sering Adakan Pengajian di Rumahnya
Sebanyak 19 buku tentang jihad, CD dan laptop diamankan pihak kepolisian dari rumah terduga teroris di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (3/2/2017).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BOYOLALI - Sebanyak 19 buku tentang jihad, CD dan laptop diamankan pihak kepolisian dari rumah terduga teroris di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (3/2/2017).
Dua warga Banyudono, Boyolali, tersebut ditangkap, Kamis (2/2/2017), saat sedang berboncengan. Polisi menduga kuat, keduanya terkait jaringan Neo Jamaah Islamiyah.
Pengamanan ketat dilakukan jajaran Polres Boyolali di lokasi penggeledahan rumah terduga teroris di Banyudono, Boyolali.
Garis polisi terpasang di gang masuk kedua rumah terduga teroris berinisial Mur dan Win. Polisi dengan senjata lengkap berjaga-jaga di setiap titik di sekitar lokasi penggeledahan.
Rumah Win digeledah pertama kali dan sebuah laptop dan buku jihad diamankan. Kurang lebih dua jam menggeledah rumah Win, polisi segera bergeser menuju rumah Mur yang berjarak kurang lebih 300 meter.
Penggeledahan rumah Mur tersebut membuat warga sekitar panik.
Wakapolres Boyolali Kompol Zulkifar Iskandar mengatakan, penggeledahan tersebut atas permintaan Tim Densus 88 Mabes Polri.
"Di sini kami diminta rekan Densus untuk melakukan penggeledahan dan dari kedua rumah diamankan sejumlah barang bukti, 19 buku jihad, laptop dan netbook dan CD."
"Penggeledahan dilakukan setelah keduanya ditangkap saat berboncengan di daerah Ngasem kemarin (Kamis-red)," kata Zulfikar.
Joko Lestari, Ketua RT 3, mengaku dihubungi pihak kepolisian untuk menunjukkan rumah Mur. Setelah itu, penggeledahan dilakukan dirumah Mur selama kurang lebih satu jam.
Warga sekitar pun berdatangan untuk melihat proses penggeledahan pihak kepolisian.
Menurut dia, Mur sering mengadakan pengajian bersama puluhan rekan rekannya dari luar desa. Hal tersebut sempat membuat resah warga sekitar.
"Jujur saja, sering ada kumpulan di rumah Mur, namun semua dari luar desa ini, kira kira 25 an orang. Tapi sebagai ketua RT tidak berani untuk campur tangan ke dalam," kata Joko. (Kompas.com)