Waspada, Narkoba Masuk Pesantren dan Sekolah Berbasis Keagamaan
“Jika madrasah sudah terkontaminasi narkotika, di mana lagi kita akan mencetak generasi yang saleh atau salehah," ungkap Muslihudin.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunkaltim.co, Christoper Desmawangga
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Badan Narkotika Nasional Kota Samarinda gencar mensosialisasikan bahaya narkotika kepada ratusan wali santri yang mengikuti majelis taklim dan khatmil Quran di Yayasan Pendidikan Islam dan Alquran MTS Al Azhar Samarinda, Sabtu (11/2/2017).
Di sana petugas BNNK Samarinda juga menandatangani nota kesepahaman pembentukan Unit Kesehatan Siswa yang berwawasan anti narkotika.
"Ini langkah bagus untuk mengendalikan narkoba agar tidak beredar di lingkungan sekolahan," ungkap Kepala BNNK Samarinda, AKBP Siti Zaekhomsyah.
Modus operandi peredaran narkoba semakin beragam. Di Madura, Jawa Timur, narkoba sudah masuk sampai pondok pesantren. Karena itu, pihaknya berharap kejadian serupa tidak terjadi di Samarinda.
“Di Madura ditemukan santri positif narkoba. Setelah dicek, ternyata mereka membeli obat agar kuat berzikir dan menghafal yang ternyata adalah zat narkotika," kata dia.
Kejadian di Madura sangat mungkin terjadi di Samarinda, karena untuk memasarkan narkoba, sindikat jaringan mempunyai beragam cara untuk membodohi calon pembelinya.
BNNK Samarinda berpesan kepada wali santri maupun para guru menjadi 'polisi' bagi para santri. Caranya, selalu mengawasi setiap perubahan, baik fisik maupun mental para santri.
Kepala Yayasan MTS Al-Azhar, Muslihudin Abdurrasyid, mengapresiasi kegiatan tersebut. Pihaknya menyadari, madrasah sebagai benteng terakhir pembentukan moral generasi muda.
“Jika madrasah sudah terkontaminasi narkotika, di mana lagi kita akan mencetak generasi yang saleh atau salehah," ungkap Muslihudin.