Petani Demak Gembira, Bulog Borong Padi Meski Kualitas Rendah Akibat Banjir
Para petani di Demak sempat khawatir padi mereka yang rusak gara-gara banjir tak laku dijual. Kini mereka senang karena bakal dibeli Bulog.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Raka Pujangga
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Raut wajah bahagia terpancar dari muka Mukorobib. Senyumnya mengembang saat Bulog menyepakati akan membeli hasil panennya, Senin (12/2/2017).
Para petani di Demak sempat khawatir padi mereka yang rusak gara-gara banjir tak laku dijual. Sebelumnya, tim penguji teknis Bulog datang terlebih dahulu untuk melihat sampel panen.
Di hadapan para petani mereka melakukan beberapa pengujian mulai dari kadar air, hingga kandungan kotoran dari gabah. Hasilnya, kualitas panen rendah, mengandung kadar air 32 persen.
"Memang kali ini jelek, karena hujan sehingga sawah terendam, jadi saya enggak menampik kandungan airnya segitu," beber dia.
Mukorobib tidak menampik hasil pengujian tersebut. Dengan kandungan tersebut padinya dihargai Rp 3.300 per kilogram.
Ia menjelaskan jika sawahnya tidak tergenang, hasil panennya dihargai Rp 4.000 per kilogram. Kini ia sudah bersyukur dibeli dengan harga di bawahnya.
"Yang jadi masalah karena sama tengkulak ditawar Rp 2.500 per kilo, mereka enggak mau beli. Padahal kalau enggak segera dibeli seminggu lagi bakal ambruk dan rusak," kata dia.
Kepala Divisi Regional Bulog Jateng Djoni Nur Ashari menjelaskan meski kualitas rendah ia tetap membelinya karena beberapa alasan.
"Kami ingin membantu petani, karena kabarnya di Demak banyak petani yang tidak laku panennya, selain itu juga untuk menjaga fluktuasi harga beras nantinya," jelas Djoni.
Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian Kementerian Pertanian Pending Dadih Permana mengatakan padi Wonosalam tidak di bawah kualitas.
"Endak, ini kan kadar airnya saja kalau dipanen dan diproses dengan baik bisa, kan Bulog punya mitra," ujar Dadih di Wonosalam. Menurut dia Bulog segera mengumpulkan mitra untuk koordinasi soal prosesing padi dengan kadar air yang cukup tinggi.
Ia menjelaskan, di Demak juga ada gudang dengan kapasitas 3000 ton lengkap dengan pengering, sehingga menurutnya seharusnya kendala penyaluran panen tidak perlu terjadi.
"Semua potensi yang ada kita optimalkan, barusan juga saya pesankan alat panen yang saat ini masih di Godong, Grobogan, untuk bantu mempercepat panen sehingga hasilnya bisa lebih baik," tandas dia.