Kisah Rusmiyati, Merawat Dua Anaknya yang Lumpuh di Tengah Keterbatasan Keuangan
Rusmiyati (43) warga Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun tak pantang menyerah mengurus kedua anaknya yang lumpuh.
Editor: Hasanudin Aco
"Mantan suami saya sama sekali tidak pernah menengok dan memberi nafkah dua putrinya," kata Rusmiyati.
Kini, ia bersama suami dan putrinya keduanya yang merawat Arista. Saat ini Arista hanya bisa tiduran dan menonton tv.
"Terkadang kakaknya mengajarinya membaca, menulis, dan menggambar. Padahal dua tangannya (Arista) sulit digerakkan," ungkap Rusmiyati.
Rusmiyati menjelaskan, Arista memiliki kemampuan berbicara dan berkomunikasi. Namun jika bertemu orang baru, ia akan memilih diam.
Sejak lumpuh, dua tangan Arista tampak seperti bengkok dan dua kakinya sama sekali tak bisa digerakan.
Bahkan, kedua kakinya mengecil hingga seperti tinggal tulang dan kulitnya saja.
Lantaran tidak bisa bergerak, untuk makan, Arista harus disuapi dalam posisi tidur. Beruntung, saat ini Arista masih bisa menggerakan kepalanya, menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Kalau dimandikan Arista menangis. Ia merasa kesakitan ketika tubuhnya diangkat," ujar Rusmiyati.
Karena itu pula sejak berusia tujuh tahun, Arista tidak mendapat pengobatan. Ia kerap menangis saat hendak dibawa ke dokter atau Puskesmas.
"Kalau dia sakit, saya carikan obat ke apotik dan saya rawat sendiri," jelas Rusmiyati.
Agar tulangnya kuat, sesekali ia membelikan putrinya vitamin penguat tulang seharga Rp 30 ribu.
Vitamin itu dibelinya kalau ada uang lebih.
"Saya sangat sedih dan sering menangis kalau melihat anak-anak seusia Arista bermain di luar rumah. Sementara Arista hanya tiduran di kasur dan tidak bisa ikut bermain," jelas Rusmiyati.
Rusmiyati mengaku sampai saat ini belum ada perhatian dan bantuan pemerintah setempat.
Terakhir perhatian diberikan seorang anggota Polres Madiun bernama Bripka Sudarsono yang memberikan kue ulang tahun ke-13 untuk Ariska.
"Tadi Wakapolres Madiun juga datang menengok dan memberi bantuan Arista," tandas Rusmiyati.
Penulis : Kontributor Madiun, Muhlis Al Alawi