Aneh, Mobil City Car Nyasar Masuk Hutan Karedok Sumedang, Padahal Tak Ada Akses Jalan
Penumpang mobil Daihatsu Sirion Nopol B 1460 WKS kaget karena tiba-tiba sudah berada di tengah hutan Blok Tamiang Lega, Desa Keredok
Editor: Sugiyarto
“Mobil ditarik dengan jip berpenggerak empat roda dibantu 10 warga, polisi dan anggota TNI. Mobil bisa keluar dari hutan Karedok pukul 12.45,” kata Dadang.
Ini Mobil Ketiga yang Nyasar
Anggota DPRD Sumedang asal daerah pemilihan Jatigede, Dede Suwarman menambahkan bahwa kejadian tersebut merupakan yang kedua kali.
"Ini kejadian kedua kalinya mobil nyasar masuk ke Desa Karedok yang tak ada askes jalan yang bisa dilalui mobil. Sebelumnya kejadian aneh tapi nyata juga terjadi pertengahan Januari lalu,” kata Dede Suwarman, Kamis (23/3).
Menurutnya, kejadian Januari lalu itu malah ada dua mobil sekaligus yang masuk ke Karedok.
“Dulu pengendara mobil juga mengaku meminta panduan GPS dan diarahkan ke Karedok dengan jalan yang mulus dan terasa lurus padahal tidak ada jalan yang bisa dilalui mobil,” katanya.
Untuk bisa keluar dari Karedok, mobil pertama terpaksa keluar melalui Sungai Cimanuk yang airnya ditutup dulu di pintu air Bendungan Jatigede kemudian ditarik alat berat.
Sedangkan satu mobil lagi kembali ka arah Situraja karena berada di tengah hutan sehingga dibantu warga dan ditarik mobil truk.
Desa yang Penuh Misteri
Desa Karedok, Kecamatan Jatigede merupakan desa yang ada di pelosok dan dikepung Sungai Cimanuk serta hutan yang sangat lebat.
Untuk masuk ke Karedok hanya menggunakan jembatan gantung yang melintas Sungai Cimanuk. Mobil tak bisa masuk karena tak ada akses jalan.
Desa yang sangat terpencil ini penuh misteri dan memiliki tradisi unik. Setiap tahun, warga desa yang letaknya terpencil dan berhadapan dengan PLTA Parakankondang melaksanakan ritual ngarot.
Yakni tradisi memotong kerbau kemudian menguburkan kepalanya di tengah desa, serta membagikan daging anggota tubuh kerbau lainnua ke semua warga desa.
Sudah lebih dari satu abad tradisi ngarot tersebut berlangsung. Warga setempat percaya, pelanggaran terhadap tradisi ini akan memicu datangnya malapetaka di desa mereka.