Siswi SMA di Kota Prabumulih Dicabuli Adik Anggota DPRD di Kebun Karet Hingga Hamil
Pemerkosaan sendiri terjadi sebanyak delapan kali sejak Agustus 2016 silam dan saat ini korban telah mengandung selama enam bulan
Editor: Eko Sutriyanto
Kepada Kabag Ops, AH menceritakan, peristiwa menimpa anaknya inisial EM bermula pada 30 Agustus 2016 lalu saat anaknya yang merupakan panitia 17 Agustus mengikuti acara malam pembagian hadiah.
Setelah keluar rumah menuju acara, anak korban kembali lagi ke rumah mengambil jam tangan yang ketinggalan.
Baca: Plagiarisme Ditindak Lebih Serius Ketimbang Pemerkosaan di Kampus
Selanjutnya menuju tempat acara yang berjarak 200 meter dari rumah dengan berjalan kaki.
Namun saat berjalan melintasi rumah-rumah yang gelap, pelaku ZA yang membawa senjata tajam langsung membekap mulut anaknya dan mengancam jangan berteriak.
“Diancam akan dibunuh jika teriak, begitupun saya dan istri juga akan dibunuh ZA jika anak saya meronta. Kemudian dibawah ancaman anak saya dibawa ke pondok kebun punya warga, disana anak saya diperkosa pelaku,” cerita AH.
Usai disetubuhi, EM kembali diancam pelaku agar jangan cerita jika tidak ingin mati, begitupun ayah dan ibu turut diancam akan dibunuh.
“Sejak itu tiap selesai main voli sore selalu diancam diajak ke kebun dan diperkosa, anak saya takut karena dia orang berada, keluarga banyak polisi dan kakak pelaku anggota dewan makanya tidak berani cerita, sampai 8 kali anak saya disetubuhi pelaku,” bebernya.
AH mengatakan, peristiwa ini diketahui setelah akhir Februari lalu istrinya curiga perut anak makin membesar.
Baca: Kronologi Pemerkosaan Mahasiswi Asal Swiss: Tak Berdaya Melawan Lantaran Mabuk
Penasaran dengan itu, lalu AH dan istri memaksa anaknya periksa di dokter desa dan diketahui anaknya hamil.
Setelah dipaksa istri dan keluarga baru anak saya mau cerita karena takut, selanjutnya saya lapor kades dan kemudian kami sekeluarga melapor ke Polres Prabumulih, lanjutnya seraya mengatakan anaknya trauma dan pelaku telah kabur.
AH berharap pihak kepolisian jangan pilih kasih dalam menindaklanjuti laporan, terlebih ia dan keluarga merupakan orang miskin.
“Kami ingin harapan perlindungan dari pihak kepolisian karena pelaku terus mengancam akan membunuh, selain itu agar laporan ditindaklanjuti meski mereka keluarga kaya,” harapnya.