'Aku Ingin Cium Adikku untuk yang Terakhir'
Dengan wajah pilu dan tubuh lemas, perempuan itu bersandar pada tiang depan rumah setelah melewati ritual lewat di bawah kolong peti jenazah.
Editor: Dewi Agustina
Di sisi lain, ujar dia, lelaki kelahiran 1972 itu punya kecenderungan suka bergurau.
Sejak Teguh bekerja di Tangerang, intensitas pertemuan antara keluarga besar itu pun relatif jarang.
Baca: Sebelum Tewas Tembak Kepalanya Sendiri, Bripka Teguh Sempat Telepon Kakak Perempuannya
"Mereka kan tinggalnya di sana," ungkap dia.
Trimurti tinggal bersebelahan dengan Ruslan.
Seperti halnya sanak lain, Trimurti kaget saat mendengar kabar keponakannya meninggal secara tragis.
Ia menceritakan, ketika informasi itu didapat, tangis pun pecah. Kakak, adik, dan ibu Teguh tak kuasa membendung rasa sedih.
Seorang kerabat meminta agar informasi tentang dugaan penyebab Teguh bunuh diri tidak dibuat-buat.
Secara eksplisit, ia merasa keberatan dengan komentar yang disampaikan Mabes Polri yang menyebut tindakan nekat Teguh terkait tembakan di rumah anggota DPR RI Jazuli Juwaini.
"Keluarga meminta maaf kepada jajaran Polres dan Brimob kalau adik saya ada kesalahan. Saya mohon maaf," kata kerabat yang enggan disebut namanya.
Lain keluarga, lain pula kesan yang disampaikan anggota polisi seangkatan Teguh.
Menurut salah satu anggota yang kini bertugas di Polres Tuban, Teguh adalah sosok ceria.
Dalam proses pemakaman tersebut, pria itu menjadi perwakilan teman satu angkatan yang menaruh karangan bunga di atas makam.
"Orangnya mbanyol (suka melucu)," kata pria yang pernah bertugas di satuan yang sama dengan Teguh tahun 2005 itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.