Sang Istri Nyaris Roboh di Makam Aiptu Jakamal Tarigan yang Tewas Dibunuh
Rubiahtun mengatakan, suaminya awalnya ingin melerai pertikaian dua kelompok warga yang bertengkar.
Editor: Dewi Agustina
Kapolrestabes Medan Kombes Sandi Nugroho memberi kode kepada polisi wanita untuk membantu Rubiatun berdiri dan meninggalkan makam.
Sesaat kemudian, Brigadir Nani memapah Rubiahtun berjalan meninggalkan makam suminya.
Saat pulang, Rubiahtun terus-terusan menangis. Tiba di rumahnya pun, ia masih menangis.
Setelah istirahat beberapa jam, Rubiahtun pun masih tampak tersedu-sedu di sudut rumah duka, tepatnya di bawah foto pernikahannya dengan Jakamal.
Rubiatun pun sekali-sekali mengusap wajah anaknya, yang paling kecil, Bintang (11) yang tidur di sebelahnya.
Saat menangis, Rubiahtun sesekali mengutarakan kesedihannya dia ditinggal sang suami. Apalagi anaknya saat ini masih kecil-kecil. Ia pun sempat menceritakan, keseharian suaminya.
"Bang Kamal itu keseharianya sama seperti dengan bapak-bapak kebayakan. Abang juga sering bantu menyapu rumah, sering bantu menata bunga-bunga di halaman rumah kalau sudah pulang kerja," ujarnya.
Baca: Suasana di Lokasi Pembunuhan Aiptu Jakamal Tarigan Masih Mencekam
Jakamal, kata istrinya, juga baik kepada warga dan keluarga. Bahkan, saat ada warga minta tolong pada tengah malam, Jakamal tidak segan-segan membantunya.
"Nggak kenal waktu dia kalau mau bantu orang," ujarnya.
Ia mengatakan, suaminya tidak terlalu suka bepergian. Bahkan, untuk menonton film aja, Jakamal memilih membeli DVD dan mengajak anggota keluarga nonton bersama-sama.
"Sudah selemari DVD dibeli sama abang itu di rumah," ujarnya.
Hal yang paling tidak bisa ia lupakan adalah sifat humor sang suami, yang kerap membuat mereka sekeluarga tertawa terbahak-bahak.
"Abang ini tegas, tapi saat bersama kami, dia sering bercanda, sering melucu. Hampir tiap hari di rumah dia bercanda," ujarnya.