Mertua Pastikan Menantunya Terduga Teroris Pribadi Tertutup
Sugeng menilai menantunya RS yang diciduk Densus 88 adalah sosok pendiam dan tidak neko-neko.
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNNEWS.COM, SLAWI - Tim Detasemen Khusus 88 mengamankan satu warga berinisial RS di Kabupaten Gunungkidul DIY, Selasa (6/6/2017).
Penangkapan RS diduga ada kaitannya dengan tindak pidana terorisme.
RS merupakan warga Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta yang sudah lama tinggal di Kabupaten Tegal, rumah istrinya.
Informasi awal, RS beralamat di RT 003 RW 003 Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal.
Di RW tersebut, tidak ada yang mengenal kedua orang tersebut.
Pihak desa kemudian menelusuri satu persatu daftar nomor induk kependudukan (NIK) dan kartu keluarga (KK) semua warga.
Akhirnya, ditemukan, RS dan istrinya, DMH beralamat di RT 003 RW 008, bukan di RT 003 RW 003.
"Setelah ditelusuri, istri RS merupakan warga RT 003 RW 008 Desa Balapulang Wetan, Kecamatan Balapulang. Ia memang kelahiran Gunungkidul dan sudah pindah ke Tegal," jelas Camat Balapulang, Purnomo Pambudi, Rabu (7/6/2017).
Meski demikian, RS sudah lumayan lama tidak tinggal di alamat tersebut yang kini merupakan rumah orangtua DMH, atau mertua RS.
Sejak menikah sekitar 2010, mereka sudah tidak tinggal di sana.
Ayah mertua RS, Sugeng (60), mengatakan, sejak menikah mereka mengontrak rumah di Desa Tegalandong, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal.
Mereka hanya sesekali saja bersilaturahmi dengan Sugeng di rumahnya itu.
"Saya sudah menerima informasi menantu saya ditangkap Densus 88. Saya berharap, dia tidak terbukti terkait dengan jaringan terorisme dan bisa dibebaskan," harap Sugeng.
Sejak menikah putrinya, Sugeng menilai RS cenderung lebih tertutup. Sugeng tidak mengetahui persis kegiatan menantunya.
Informasinya, RS bekerja sebagai guru di tempat kursus musik.