Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kolaborasi Iklim dan Bentang Alam Pengaruhi Karakteristik Pemukiman Penduduk di Kalbar

Bentuk lahan Fluvial di Provinsi Kalimantan Barat, cukup mempengaruhi kehidupan masyarakat dan pola kejadian bencana banjir

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kolaborasi Iklim dan Bentang Alam Pengaruhi Karakteristik Pemukiman Penduduk di Kalbar
BMKG Stamet Supadio Pontianak
Cuaca 

Erosi merupakan pemindahan material dasar dan tebing sungai. Kemudian transportasi dapat didefinisikan sebagai gerakan material yang tererosi secara traction, rolling, suspended, sliding dan dissolved.

Selanjutnya adalah sedimentasi, yang dapat dijelaskan sebagai pengumpulan material sungai yang terbawa pada datar sungai atau tubuh perairan yang terkumpul di lokasi airan sungai terhenti.

Bentuk lahan Fluvial di Provinsi Kalimantan Barat, cukup mempengaruhi kehidupan masyarakat dan  pola kejadian bencana banjir.

"Masyarakat Kalimantan Barat banyak membangun pemukiman di pinggiran sungai atau drainage area, kondisi ini tak dapat dielakkan karena keterkaitannya dengan pemenuhan kebutuhan hidup," urainya.

Kondisi ini dapat dipahami karena pola kehidupan masyarakat Kalimantan Barat yang mengandalkan sungai sebagai sumber pemenuhan kebutuhan rumah tangga, baik untuk kegiatan rumah tangga seperti; mandi dan mencuci, serta digunakan sebagai sumber mata pencaharian yaitu perikanan.

"Sungai Kapuas cukup menjanjikan hasil perikanan air tawar yang cukup besar. Tidak hanya itu, sungai Kapuas juga digunakan sebagai jalur transportasi air yang masif di provinsi Kalimantan Barat, sehingga masyarakat Kalimantan Barat berusaha berbondong-bondong mendekati dan mendekatkan pemukimannya di pinggir sungai agar mendapat akses lebih mudah," terang Firsta.

Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki bentuk lahan Fluvial, mempengaruhi kebiasaan masyarakat pada pemilihan konstruksi bangunan untuk pemukiman.

Berita Rekomendasi

Masyarakat Kalimantan Barat melakukan adaptasi dengan menyesuaikan bentuk atau konstruksi bangunan yang cocok untuk tinggal di sekitar sungai dan dapat mengantisipasi luapan air sungai sewaktu-waktu.

Adaptasi yang dilakukan tersebut adalah berupa konstruksi bangunan panggung hingga semi panggung.

"Masyarakat beradaptasi dengan membuat bangunan pemukiman dengan konstruksi panggung di bagian pondasi rumah, dengan bahan yang terbuat dari kayu keras dipadu dengan lantai papan, kemudian ditambah semen dan ubin di atasnya, masyarakat sering mengistilahkan dengan “ubin tempel”.

Adaptasi model pertama ini dilakukan oleh masyarakat yang bermukim pada lini yang agak jauh dari bibir sungai.

Adaptasi model kedua yang dilakukan masyarakat adalah membuat rumah kayu dan panggung tinggi di bibir sungai," urai Firsta.

Pada adaptasi kedua, yakni pemukiman di bibir sungai, dapat dijelaskan bahwa masyarakat yang bermukim di bibir sungai membangun konstruksi rumah panggung dan kayu dengan pertimbangan tinggi sehingga terhindar dari kenaikan muka sungai.

Sedangkan pemilihan bahan dari kayu untuk seluruh bagian rumah dilakukan dengan pertimbangan massa kayu yang ringan dan membuat bangunan aman tidak semakin turun ke dasar sungai yang lunak.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas