Perajin Keset Tuna Netra di Martapura
Aking (56), penyandang tuna netra, tak mau berpangku tangan. Meski memiliki keterbatasan penglihatan, ia tetap bekerja.
Editor: Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, BANJARBARU - Aking (56), penyandang tuna netra, tak mau berpangku tangan. Meski memiliki keterbatasan penglihatan, ia tetap bekerja.
Keahlian pria asal Tamiang adalah menganyam sabut kelapa menjadi keset.
Menurut Aking, proses yang cukup lama adalah mengolah sabut menjadi tali. Perlu satu minggu untuk memilin sabut kelapa untuk dioleh menjadi satu keset.
Kalau sudah jadi tali, katanya melanjutkan, proses menganyamnya sebentar. Dalam sehari, ia bisa memproduksi tiga keset.
Aking tak menyimpan keahliannya sendirian. Ia mengajarkan keahliannya itu kepada penghuni Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Fajar Harapan di Sungai Pering, Martapura.
Keset buatannya dijual di Pasar Martapura. Satu lembarnya, harganya Rp 20 ribu.
Sebetulnya permintaan terhadap keset buatannya cukup tinggi. Namun, ia tak bisa memenuhi banyaknya permintaan.(*)