Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bocah Penderita Kanker Tulang Tulis Puisi Penyemangat untuk Ibunya

Kanker tulang yang menggerogoti tubuhnya memaksa Ketty alias Siti Khadijah (11) hanya bisa berdiam diri di rumahnya yang sederhana.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Bocah Penderita Kanker Tulang Tulis Puisi Penyemangat untuk Ibunya
Tribun Medan/Arjuna Bakkara
Ketty alias Siti Khadijah (11) ketika disambangi di rumahnya di Jalan Langkat No 6 Lingkungan IV, Kelurahan Belawan I, Kecamatan Medan Belawan, Senin (10/7/2017). TRIBUN MEDAN/ARJUNA BAKKARA 

 Ya Allah ya Tuhanku..
Kepadamu aku meminta..
Kepadamu aku mengadu..
Sembuhkanlah aku dari sakitku..
Angkatlah penyakitku..
Sehatkanlah aku..
Kuingin mencapai cita-citaku..
Buat seorang mama yang kusayang..
Seorang mama yang tak mengeluh apa-apa..

Ya Allah ya Tuhanku..

Kau maha pendengar doaku..
Dalam diriku ada tersimpan permata..
Hanya buat seorang mama..
Kabulkanlah niarltku ini..

Amin...

Menurut Nilawaty, putri keduanya itu mulai sakit sejak pertengahan Desember 2016. Awalnya, kaki Ketty terkena bola kaki sepakan temannya di sekolah menjelang penerimaan rapor.

Orangtua lalu membawanya berobat ke Rumah Sakit Marta Friska dan ia diopname selama dua pekan tepat pertengahan April 2017 lalu.

Pihak Rumah Sakit Marta Friska angkat tangan sehingga merujuk Ketty ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik.

Berita Rekomendasi

Selama menjalani pengobatan di RSUP HAM, Ketty berstatus pasien BPJS. Sebulan lamanya dirawat di sini, Ketty terpaksa ibunya bawa pulang ke rumah 10 hari menjelang Lebaran 2017.

Nilawaty membawa putrinya pulang agar tidak depresi. Faktor biaya untuk menambah asupan makanan di rumah sakit juga jadi persoalan lain.

Tak mau kalah dari putrinya, Nilawaty yang hidup menjanda ini terus berupaya mencari cara agar Ketty sembuh. Ia harus membagi waktu menjaga Ketty sekaligus bekerja menghidupi keluarganya.

Gaji sebagai buruh lepas yang menjemur ikan asin di gudang Gabion Belawan milik orang lain tentulah tak cukup bagi Nilawaty untuk sekaligus membiaya keluarga dan ongkos pengobatan Ketty.

Terkadang Nilawaty menjadi tukang cuci piring di perhelatan pesta, lalu menyambi menjadi buruh cuci pakaian di sekitar rumahnya.

Bila bekerja, penghasilan Nilawaty pun kadang hanya Rp 50.000 dan paling tinggi Rp 70.000 per harinya. "Kalau enggak kerja, di rumah sajalah kadang," aku Nilawaty.

Kondisi Ketty sangat memprihatinkan. Kedua pangkal pahanya mengecil, namun lutut kaki kanannya membesar. Rambutnya rontok, tulang belulangnya menonjol.

Sumber: Tribun Medan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas