Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita Buruh Cuci Ini Setia Layani Putra Sulungnya yang Koma Dua Bulan Lebih

Meskipun saat ini sudah keluar dari RS, katanya, kondisi Ahmad masih koma dan dokter meminta pasien tersebut dua minggu sekali dicek kesehatan

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Wanita Buruh Cuci Ini Setia Layani Putra Sulungnya yang Koma Dua Bulan Lebih
SERAMBINEWS.COM/EDDY FITRIADI

Laporan Wartawan Serambi Indonesia  Eddy Fitriady 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH – Malahayati, seorang buruh cuci asal Gampong Lamteubee Mon Ara, Kecamatan Kuta Baro, Aceh Besar, tetap setia merawat anak sulungnya, Ahmad Hidayat (18) yang sejak dua bulan terakhir terbaring koma.

Ahmad yang merupakan korban kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di Cot Keueng pada 16 Mei lalu, hingga saat ini tidak sadarkan diri.  

Saat ditemui Serambinews.com di rumahnya, Jumat (28/7/2017) siang, Malahayati alias Kak Ti mengatakan, anaknya mengalami kecelakaan parah yang menyebabkan batok kepala dan tulang pipinya hancur, serta tulang paha kanannya patah.

“Dia cuma bisa berkedip. Kalau makan harus dengan selang,” ujar Kak Ti.

Kak Ti  saat itu sedang memasukkan bubur lewat selang yang terhubung ke hidung anak sulungnya itu secara perlahan.

Baca: Hamil setelah 11 Tahun Menikah, Ibu ini Koma usai Melahirkan, Penyebabnya Bikin Syok Keluarga

Berita Rekomendasi

Menurutnya, hanya itu satu-satunya cara agar Ahmad tetap makan. Sebab mulut anaknya itu tidak mampu mengunyah apalagi menelan makanan.

“Saket Neuk (sakit nak)?” Ujar Kak Ti saat berusaha meluruskan tubuh anaknya yang miring.

Kak Ti mengaku harus sering memiringkan tubuh Ahmad yang kurus kering itu ke sebelah kiri, karena luka di pinggul anaknya belum mengering.

“Walaupun dia tak bilang sakit, saya tahu dia sedang kesakitan,” kata Kak Ti, sambil menunjukkan luka basah yang masih menganga itu.     


Kepada Serambinews.com, Kak Ti mengatakan bahwa selama ini segala keperluan Ahmad seperti makanan, susu, dan pampers dibeli dari sumbangan warga yang berkunjung ke rumahnya.

Sebab uang yang diberikan ayahnya Rp 400 ribu per bulan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan Ahmad.

“Ayahnya sudah dua tahun tidak pulang ke rumah,” ujar Kak Ti berlinang air mata.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas