Rumah Dinas Banyak Kosong, Pegawai Lapas Nusakambangan Pilih Ngontrak di Luar Pulau, Ini Alasanya
Ratusan rumah permanen berdiri kokoh di antara lembaga pemasyarakatan (Lapas) di Pulau Nusakambangan.
Editor: Sugiyarto
Anak-anak mereka kesulitan mengakses pendidikan karena harus menyeberang pulau untuk bersekolah.
Tak ada fasilitas pendidikan di Nusakambangan kecuali sebuah bangunan taman kanak-kanak (TK) di sisi Lapas Batu yang kondisinya memprihatinkan.
Bangunan yang lama mangkrak itu menjadi saksi bisu pernah ada kegiatan pembelajaran dan aktivitas bermain anak, dulu.
Tak hanya itu, wilayah ini juga tak memiliki fasilitas kesehatan atau poliklinik.
Pegawai kesusahan jika ada anggota keluarganya sakit karena harus keluar pulau lebih dulu untuk menemukan Puskesmas atau rumah sakit.
Dua fasilitas umum itu disebut Maizar sebagai kebutuhan vital.
Baca: Santap Makanan di Restoran Ini Serasa di Hutan Belantara
Dia pun memaklumi jika banyak pegawai yang akhirnya rela ulang-alik keluar pulau, menetap di kota.
Meski konsekuensinya, mereka harus menambah biaya pengeluaran dari gaji yang pas-pasan.
"Anak-anak juga kasihan jika harus menyeberang pulau jika akan ke sekolah. Maka mereka memilih sekalian ngontrak di luar Nusakambangan yang memiliki fasilitas umum lengkap," jelasnya.
Deretan perumahan tak berpenghuni menambah kesan seram wilayah berjuluk pulau kematian tersebut.
Tidak tampak aktivitas berkumpul keluarga pegawai di ruang-ruang publik.
Sesekali petugas keluar masuk melalui pintu Lapas.
Keramaian hanya terdengar ketika pengelola Lapas menggelar acara yang melibatkan warga binaan.
Mereka menyanyikan lagu-lagu yang terdengar hingga di luar bui.
Selain itu, situasi kembali lengang.
Di luar bangunan Lapas dan perumahan kosong adalah hutan belantara yang masih banyak dihuni satwa buas.
Hutan tersebut berbatasan langsung dengan lautan. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.