5 Pengakuan Wanita Menyebut Diri Nabi, Klaim Pisah Ranjang Karena Perintah kenabian
Sebelum ibu itu pergi, ia sempat berbicara menggunakan bahasa Arab dan menjelaskan mengenai firman.
Editor: Hendra Gunawan
Di Sri Lanka, Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam, sehingga memiliki murid ratusan, yang umumnya berasal dari India Selatan.
Salah satu ulama besar India, Syekh Ibrahim ibn Mi'an, juga termasuk yang berguru pada Syekh Yusuf.
Melalui jamaah haji yang singgah ke Sri Lanka, Syekh Yusuf masih dapat berkomunikasi dengan para pengikutnya di Nusantara, sehingga akhirnya oleh Belanda, ia diasingkan ke lokasi lain yang lebih jauh, yakni Afrika Selatan, pada bulan Juli 1693.
Di Afrika Selatan, Syekh Yusuf tetap berdakwah, dan memiliki banyak pengikut.
Ketika ia wafat pada tanggal 23 Mei 1699, pengikutnya menjadikan hari wafatnya sebagai hari peringatan.
Bahkan, Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai 'Salah Seorang Putra Afrika Terbaik'.
Jenazah Syekh Yusuf Tajul Khalwati dibawa ke Gowa atas permintaan Sultan Abdul Jalil (1677-1709) dan dimakamkan kembali di Lakiung, pada April 1705.
Kemudian Syekh Yusuf dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Soeharto dengan SK Presiden Keppres No. 071/TK/1995, Tgl. 7 Agustus 1995.
2. Percakapan ibu yang mengaku nabi
Ibu yang mengaku nabi itu juga sempat bercakap-cakap dengan sejumlah orang diduga merupakan pegawai di kantor Kemenag.
Seorang wanita dalam video tersebut bertanya kepada si ibu tentang firmannya yang didapatkan dari Tuhan.
"Ibu dapat langsung firmannya?," tanya wanita tersebut.
"Saya dapat di dalam yang berbisik sendiri. (Berbahasa Arab). Kesungguhan firman adalah Allah, kesungguhan Allah adalah Firman," jawab ibu yang mengaku nabi itu.
"Apa mukjizat ta bu?" tanya lagi si wanita.
"Al Quran," jawab ibu tersebut.
"Saya kira Nabi Muhammad Mukjizatnya Al Quran," timpal si wanita.