Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jejak Sejarah Adik Kandung RA Kartini Di RSUD Kardinah dan Kasus Wali Kota Tegal Siti Masitha

"Ironis, saat rumah sakit digunakan Kardinah untuk semangat menolong masyarakat justru 'dirusak' oleh kepala daerah yang juga sama-sama perempuan."

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Jejak Sejarah Adik Kandung RA Kartini Di RSUD Kardinah dan Kasus Wali Kota Tegal Siti Masitha
TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO
Bagian depan sebelah timur RSUD Kardinah Kota Tegal yang merupakan milik Pemkot Tegal, Kamis (31/8/2017). 

Pendirinya adalah RA Kardinah, adik kandung dari tokoh emansipasi wanita asal Jepara, RA Kartini.

Dia juga adik tiri dari RA Roekmini.

Kisah ketiganya diceritakan dalam film biopik besutan Hanung Bramantyo, "Kartini".

Kardinah bersuamikan RM Reksoharjono yang merupakan keturunan atau trah dari Reksonegoro IX, bupati Tegal saat itu.

"Dari perkawinan itu, mereka tidak mendapatkan keturunan. Kemudian mengangkat anak bernama Susmono yang selanjutnya juga menjadi bupati Tegal," kata sejarawan pantura, Wijanarko, Jumat (1/9/2017).

Patung RA Kardinah terpajang di lobi kantor RSUD Kardinah Tegal
Patung RA Kardinah terpajang di lobi kantor RSUD Kardinah Tegal, Kamis (31/8/2017). (TRIBUN JATENG/MAMDUKH ADI PRIYANTO)

Menjadi istri bupati tidak menjadikan Kardinah sekadar "kanca wingking".

Keberhasilan suaminya menjadi bupati justru mendapat pengaruh dari pengabdiannya.

BERITA TERKAIT

Tidak jauh dari upaya Kartini dan Roekmini yang mengabdi kepada masyarakat, begitu pula dengan Kardinah.

Karena kepeduliannya pada masyarakat Tegal, Kardinah mendirikan rumah sakit.

Kemudian sekolah keterampilan untuk anak-anak tidak mampu.

"Serupa dengan sosok Kartini dan Roekmini, Kardinah banyak membantu suaminya yang saat itu menjabat sebagai bupati. Kardinah juga mendirikan sekolah kepandaian putri dan keterampilan," jelas Wijan.

Balai Pengobatan didirikan dengan biaya 16.000 gulden.

Konon, sumber uangnya adalah hasil penjualan bukunya tentang membatik dan memasak.

Pada tahun 1920-an, Kardinah sedikit dari orang jajahan di Hindia Belanda yang sudah menulis buku.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas