14 Taruna Akpol 'Menghilang' Jelang Sidang, di Lapas Juga tak Ada, Ini Kata Kalapas Kadungpane
Namun 14 taruna itu belum dihadirkan di Pengadilan Negeri Semarang. Lalu, sebenarnya ke mana atau ada di mana ke-14 taruna tersebut?
Editor: Wahid Nurdin
Adam diduga tewas karena penganiayaan. Diketahui, sebelum meninggal, Adam mengikuti apel malam.
"Saya minta Kapolda (Jawa Tengah) pak Condro, untuk memproses pidana," kata Tito di kompleks PTIK, Jakarta, Kamis (18/5/2017) malam.
Sebelumnya diberitakan, Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) Semarang, Brigadir Dua Taruna (Brigdatar) Mohammad Adammeninggal di RS Akpol, Kamis (18/5/2017) pagi.
Hasil visum, terdapat luka lebam di dada taruna tingkat dua itu.
"Korban meninggal saat tiba di RS Akpol. Saat ini masih proses autopsi di RS Bhayangkara Semarang," kata Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono saat konferensi pers di Mapolda Jateng, Kamis sore.
Condro menduga taruna kelahiran Padang 20 Juni 1996 itu meninggal usai mengalami aksi pemukulan.
Brigdatar Adam masuk dalam satuan enam, pengiriman dari Polda Maluku.
Alumnus SMA Negeri 29 Jakarta itu tercatat sebagai warga Jalan Penghulu, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Adam merupakan putra pasangan Asiandri Umar dan Adria Nova.
Peristiwa yang diduga menjadi penyebab Adam meninggal itu terjadi ketika 22 taruna tingkat II yang tergabung dalam Korps HIT (Himpunan Indonesia Timur) diminta menghadap para seniornya.
Alasan pemanggilan karena korban dan beberapa rekannya dianggap melakukan kesalahan.
"Korban merasa kesakitan dan kejang, kemudian Taruna Tingkat III berupaya menyadarkan dengan cara CPR (cardiopulmonary resuscitation atau resusitasi jantung paru--Red) dan membasahi mukanya dengan air," kata Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Djarod Padakova .
Setelah pingsan di gudang yang menjadi tempat kejadian perkara, korban dibawa ke RS Akpol namun, dia mengembuskan napas terakhir di sana, pada Kamis dini hari pukul 02.45.
Penetapan Tersangka