Adiknya Tak Sengaja Telan Jarum Pentul, Kakaknya Cemas Tunggu Keputusan Dokter
"Tadi Anisa sudah dibawa dokter katanya akan menjalani tes Faal Paru," ujar Maria Salim Kepada TribunJabar.co.id, Jumat (29/8/2017).
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Anisa Salim (14), warga Dusun Nagrog, RT 01 RW 06, Desa Sukamaju, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang hari ini menjalani pemeriksaan tahap selanjutnya, Jumat (29/8/2017).
Maria Salim kakak kandungnya mengatakan, hari ini tim dokter RSHS membawa Anisa ke ruangan pemeriksaan untuk menjalani tes Faal Paru di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.
"Tadi Anisa sudah dibawa dokter katanya akan menjalani tes Faal Paru," ujar Maria Salim Kepada TribunJabar.co.id, Jumat (29/8/2017).
Baca: Survei SMRC Sebut yang Meyakini PKI Bangkit Mayoritas Pendukung PKS dan Gerindra
Dikatakan Maria, kondisi kesehatan sang adik hingga saat ini perlahan stabil, namun Maria mengaku masih mewaspadai keadaan adiknya tersebut karena merasa khawatir jarum pentul yang berada di rongga dadanya berpindah pada paru paru.
"Adik saya sudah beberapa kali melakukan pemeriksaan, dan hingga kini kami masih harap-harap cemas menantikan keputusan dokter yang menangani Anisa untuk melakukan operasi pengangkatan jarum pentul," katanya.
Saat ini Anisa menempati ruang Kemuning di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung dan ditemani kakak kandungnya, Ibu Kandungnya dan satu orang saudaranya.
Belum Terdaftar Sebagai Peserta BPJS
Anisa Salim (14) hanya bisa terbaring dan setiap hari diliputi kecemasan menunggu operasi mengangkat jarum di dadanya.
Operasi bisa dilakukan setelah kepesertaan BPJS aktif selama 14 hari.
Anak keempat dari lima bersaudara yang duduk di kelas sembilan SMPN 1 Rancakalong ini menelan jarum pentul secara tak sengaja ketika sedang membetulkan hijab di sekolahnya, Senin (18/9/2017).
Warga Kampung Nagrog, Desa Sukamaju, Kecamatan Rancakalong ini sempat dibawa ke puskemas oleh pihak sekolah.
Baca: Hasil Survei SMRC Sebut Mayoritas Pendukung Prabowo Subianto Percaya PKI Bangkit
Kemudian dirujuk ke RSUD Sumedang dan setelah dilakukan rontgen, jarum pentul kecil itu sudah ada di dada sekitar paru-paru.
Karena peralatan terbatas untuk melakukan operasi, Anisa Salim dirujuk ke RSHS Bandung, Rabu (20/9/2017).
Menurut Ibunda Anisa Salim, Siti Jahro (40), di RSHS, anaknya harus dioperasi untuk mengeluarkan jarum.
“Namun biaya operasi sangat besar dan kami tak memiliki uang sebesar itu sehingga memilih dibawa pulang lagi,” katanya saat ditemui di rumahnya, Selasa (26/9/2017).
Disebutkan, untuk biaya operasi mencapai Rp 19 juta belum termasuk bayar kamar, obat-obatan. Total biaya dibutuhkan mencapai Rp 50 juta.
“Kami tak punya uang sebesar itu. Kepesertaan BPJS kesehatan juga sudah tak aktif sudah setahun tak dibayar,” katanya.
Baca: 4 Fakta Mobil Seret Motor Sampai Terbakar di Bali, Pengemudi Brutal Ternyata Pengedar Sabu
Siti kemudian mengurus kepesertaan jaminan kesehatan ke BPJS untuk diaktifkan lagi.
“Saya membawa hasil rontgen anak saya dan ternyata butuh waktu 14 hari, kepesertaan BPJS bisa aktif,” katanya.
Untuk menunggu kartu Indonesia Sehat aktif, Anisa hanya bisa terbaring di rumahnya dengan penuh kecemasan.
Untuk makan dan minum masih lancar namun untuk bernafas terkadang memakai alat bantu pernafasan karena sering merasa sesak.
"Kalau bicara sakit di dada. Makan, minum atau bergerak harus hati-hati karena takut jarumnya kena paru-paru," kata Anisa dengan suara lirih.
Anisa Salim kemudian menulis pengalaman menelan jarum pentul yang masih bersarang di tubuhnya di media sosial sekaligus meminta bantuan dana untuk berobat.
Surat di media sosial itu juga ditujukan ke Presiden Jokowi. Surat itu menjadi viral.
Humas RSUD Sumedang, Iman Budiman menyebutkan, Anisa Salim sekarang sudah dirawat di ruang Angkrek kelas 3 RSUD, Selasa (26/9/2017).
“Anisa sudah dirawat dan sedang ditangani supaya tidak cemas sehingga terganggu fsikisnya sambil menunggu tindakan medis,” kata Iman, Selasa (26/9/2017).
Menurutnya, Senin (18/9), Anisa datang ke RSUD dengan keluhan jarum pentul tertelan kemudian dilakukan rontgen.
“Hasilnya jarum ada di dada dan dekat ke paru-paru sehingga haris ada tindakan operasi namun karena peralatan tidak lengkap di RSUD kemudian dirujuk ke RSHS Bandung,” katanya.
Ka SDM Umum dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Sumedang, Mohammad Fajar Muttaqin mengatakan Anisa Salim memang baru mendaftar menjadi peserta BPJS setelah kejadian tersebut.
“Anisa belum terdaftar sebagai peserta BPJS. Baru bapaknya yang telah masuk menjadi peserta BPJS mandiri. Anggota keluarganya tak didaftarkan karena sebelumnya regulasinya memungkan hanya sebagian,” kata Fajar, Selasa (26/9/2017).
Menurutnya, regulasi sekarang kepesertaan BPJS bisa aktif setelah 14 hari. “Kami telah menerima aduan ini dan akan mencari solusi terbaik,” katanya. (Hilman Kamaludin)
Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul: Anisa Salim Jalani Tes Faal Paru, Sang Kakak Cemas Tunggu Keputusan Dokter