Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

24 Jam Bermain Game, Gadis 21 Tahun Ini Alami Kebutaan

Buat kalian yang lagi ketagihan banget main game online di smartphone, apapun itu jenis permainannya, harus berhati-hati.

Editor: Sugiyarto
zoom-in 24 Jam Bermain Game, Gadis 21 Tahun Ini Alami Kebutaan
TRIBUN BATAM/ARGIANTO DA NUGROHO
ILUSTRASI 

TRIBUNNEWS.COM - Buat kalian yang lagi ketagihan banget main game online di smartphone, apapun itu jenis permainannya, harus berhati-hati.

Seorang cewek berusia 21 tahun menderita kebutaan setelah 24 jam bermain game tanpa henti via smartphone.

Ngeri kan? Baca terus artikelnya sampai selesai, nih. Jadi awal mula ceritanya begini, guys.

Menurut cewek yang menyebut dirinya Xiaojing (nama samaran), bermain game adalah satu-satunya hobi yang ia miliki.

Xiaojing bisa menghabiskan malam dan akhir pekan dengan bermain game di smartphone. Ia bahkan rela memangkas jam tidur dan tak memerhatikan kesehatan tubuhnya.

“Saya sangat ketagihan main game bahkan sampai lupa makan dan mandi,” kata Xiaojing, seperti HAI kutip dari KompasTekno.

“Saya selalu bilang ke diri sendiri ‘ini bakal jadi ronde terakhir’, tapi saya nggak bisa berhenti,” ia menambahkan.

BERITA REKOMENDASI

Kisah ketagihan game yang berujung kebutaan ini terjadi pada satu hari libur. Xiaojing yang bekerja sebagai akuntan ingin melepas penat dengan bermain game tanpa jeda.

Game yang ia mainkan kala itu adalah “Honour of Kings” yang dikembangkan raksasa China, Tencent. Game tersebut sangat populer di China, hingga menghimpun 200 juta pengguna.

Setelah beberapa jam asik main game, Xiaojing merasakan penglihatan mata sebelah kanannya buram hingga benar-benar hitam.

Ia hanya bisa melihat dengan mata kiri, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Sabtu (11/7), dari BGR.

Ia pun panik dan segera ke rumah sakit. Setelah diperiksa, dokter mendiagnosis Xiaojing terkena retinal artery occlusion (oklusi arteri retina).


Penyebabnya nggak lain karena terlalu intens di depan layar smartphone.

Retinal artery occlusion memiliki rekam jejak medis yang buruk selama ini.

Kebanyakan orang yang mengidap penyakit itu mengalami kebutaan totoal pada akhirnya. Hanya 20 hingga 35 persen yang pulih.

Dokter yang menangani kasus Xiaojing pun tak berani menjamin apakah penglihatan gadis tersebut bisa kembali seperti semula.

Kasus naas ini bisa dijadikan pembelajaran dan instropeksi agar lebih bijak menentukan porsi dan durasi aktivitas sehari-hari.

Tuh, kan, namanya juga game, nggak usah serius-serius banget, lah. (kompas)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas