Trauma Healing, Kemkominfo Hadirkan Pertunjukan Rakyat Hibur Para Pengungsi
Di sepanjang acara, para penonton mulai dari anak-anak hingga orang dewasa ikut larut tertawa bersama.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, KARANGASEM - Kemeriahan mewarnai aksi Pertunjukan Rakyat “Waspada Gunung Agung, Perhatikan dan Taati Langkah Langkah Penyelamatan” yang diselengarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) di sejumlah titik pengungsian di Karangasem, Bali.
Seperti yang terlihat pada Senin (9/10/2017) malam, di Pengungsian Tenganan, Karangasem.
Ratusan masyarakat tampak antusias menyaksikan seni pertunjukan rakyat Bali yang menghadirkan atraksi lawak inovatif “Bondres”.
Di sepanjang acara, para penonton mulai dari anak-anak hingga orang dewasa ikut larut tertawa bersama.
Di awal acara, Direktur Pengolahan dan Penyediaan Informasi (PPI), Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP), Selamatta Sembiring mengatakan kehadiran Kominfo di sejumlah titik pengungsian merupakan bentuk kehadiran negara bersama para pengungsi.
“Kami (Kominfo) sengaja mengemas kegiatan dalam bentuk pertunjukan rakyat seperti ini agar sosialisasi kepada masyarakat terkait Waspada Gunung Agung dengan berbagai langkah antisipatif dan penyelamatannya, bisa lebih mudah dicerna dengan baik. Sekaligus dalam kerangka trauma healing,” ujar Sembiring.
Selain itu, menurut Direktur PPI Ditjen IKP Kominfo, kehadiran pertunjukan rakyat ini sekaligus bisa menghibur masyarakat pengungsi agar bisa lebih rileks dalam menghadapi kehidupan di pengungsian, yang jelas jauh dari rasa nyaman dibanding tinggal di rumah sendiri.
“Tapi kita memang harus sabar dalam menghadapi cobaan ini. Proses alam yang terjadi ini memang harus dilalui. Semoga kita bisa bersama-sama dalam melalui cobaan ini. Saya yakin, setelah hadirnya cobaan, berikutnya akan hadir banyak kebaikan dan keberkahan. Badai pasti berlalu,” jelas Sembiring.
Sementara, Kepala Bidang Mitigasi PVMBG Gede Suastika menjelaskan proses vulkanologi yang terjadi di Gunung Agung.
Meski sejumlah teori sudah digunakan, saat ini tinggal menunggu apakah Gunung Agung akan meletus, atau sebaliknya, levelnya turun dari Awas.
“Setelah melalui proses hinga ditetapkan levelnya menjadi Awas, saat ini yang bisa kita lakukan adalah menunggu. Jika melihat dari hari ke hari, memang terjadi intensitas peningkatan, seperti gempa yang terus berlangsung,” ujar Suastika.
Meskipun begitu, menurut Suastika, tak ada yang bisa memastikan kapan Gunung Agung akan meletus.
“Yang terpenting saat ini adalah masyarakat mengikuti imbauan yang telah diberikan pemerintah untuk mengambil langkah langkah penyelamatan. Sehingga, suatu ketika Gunung Agung erupsi, bisa meminimalisir tingkat korban dan kerugian,” papar Suastika.
Sebelumnya, Minggu (8/10/2017) malam, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kominfo, Niken Widiastuti yang hadir di Pertunjukan Rakyat di Pengungsian Sinduwati, Karangasem menjelaskan informasi yang beredar terkait Gunung Agung harus yang mengandung nilai edukasi untuk masyarakat, khususnya bagi para pengungsi, dengan sumber yang terpercaya seperti dari PVMBG, BNPB, TNI/Polri serta Pemda setempat.
“Masyarakat, khususnya para pengungsi, harus tetap memperhatikan dan mentaati langkah-langkah penyelamatan yang diberikan pemerintah. Jangan mudah percaya dengan berita hoax yang menyesatkan seputar Gunung Agung,” ujar Niken didampingi Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri.
Menurut Dirjen IKP Kominfo, ini saatnya menggunakan media sosial (Medsos) untuk menginformasikan hal-hal yang positif untuk para pengungsi agar merasa aman dan nyaman.
“Masyarakat harus mendapatkan informasi-informasi terkini dari sumber terpercaya terkait Gunung Agung. Lawan hoax seputar Gunung Agung dengan data dan fakta,” jelas Niken.
Sebagai informasi, pertunjukan rakyat Kementerian Kominfo ini dilaksanakan di empat titik pengungsian di Karangasem.
Yakni, Minggu (8/10/2017), di Sinduwati, dengan kesenian Genjek, Joged, Gebug; Senin (9/10/2017), di Tenganan, dengan kesenian Bondres Rare Kual; Rabu (11/10/2017) di Pasar Manggis dengan kesenian Dadong Rerod; dan, Kamis (12/10/2017) di Lapangan Ulakan dengan kesenian Akah Canging. (*)