Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Enggan Khianati Perjuangan Sopir Angkot, Rizal Tolak Bergabung Ke Transportasi Online

Akhir-akhir ini profesinya sebagai sopir angkot semakin berat, dengan hadirnya moda transportasi berbasis online di Samarinda

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Enggan Khianati Perjuangan Sopir Angkot, Rizal Tolak Bergabung Ke Transportasi Online
Tribun Kaltim/Christoper Desmawangga
Rizal (baju biru) saat berada di kantor Dishub Kaltim, Rabu (18/10/2017). 

Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D

TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA - Pukul 06.00 Wita, Rizal (41) mulai memanasi mesinangkotnya, sambil bersiap berkeliling kota mengejar setoran.

Rizal, pria asal Sulawesi itu merupakan sopir angkot trayek A, yang dalam beberapa tahun telah setia mengantar warga kota Tepian (sebutan Samarinda) ke tempat tujuan.

Namun, akhir-akhir ini  profesinya sebagai sopir angkot semakin berat, dengan hadirnya moda transportasi berbasis online di Samarinda.

Dirinya pun harus pulang ke rumah lebih lama dari biasanya, selama beroperasinya angkutan online tersebut.

"Saya mulai siap jam 06.00 Wita, hingga tengah malam, biasanya saya bersiap pulang jam 22.30 Wita, tapi sekarang saya sampai tengah malam," tutur pria pemilik empat anak tersebut, saat ditemui di kantor Dishub Kaltim, Rabu (18/10/2017).

Dia menjelaskan, semenjak beroperasinya transportasi online, dirinya sehari hanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 80 ribu, padahal sebelum adanya taksi maupun ojek online, dirinya bisa mendapatkan penghasilan sampai Rp 200 ribu.

BERITA REKOMENDASI

Baca: Ojek Online Ini Diminta Ibu-ibu Buntuti Suaminya yang Diduga Selingkuh, ketika Sampai Hotel

Dirinya menilai, penghasilan Rp 80 ribu sehari tidak mencukupi untuk kebutuhannya bersama keluarga, terlebih lagi dirinya harus membayar setoran setiap harinya ke pemilik angkot.

"Setoran ke pemilik angkot seharinya Rp 80 ribu, biasanya hutang dulu saya untuk setoran, kalau tidak begitu, tidak ada penghasilan saya untuk keluarga, belum lagi bayar kontrakan rumah, semakin sulit saat ini," urainya pasrah.

Selain itu, akibat menjamurnya transportasi online, tidak sedikit rekannya sesama sopir angkot yang dirumahkan, dan bekerja sebagai buruh bangunan.

Dia pun siap saja meninggalkan profesinya sebagai sopir angkot, jika pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan yang layak.

"Sekarang cari kerja susah, bahkan sebagai buruh bangunan juga susah. Pemerintah harus tahu hal ini, jangan sampai membuat keputusan yang merugikan rakyat kecil seperti kami," ungkapnya.

Baca: KPAI Samarinda Ungkap Penyebab 4 Bocah Lakukan Pencurian Motor

Dia tidak menampik dengan layanan yang diberikan transportasi online, selain menyediakan mobil ber AC, juga tarif yang murah, serta layanan penjemputan sampai depan rumah, ditambah dengan era modernisasi saat ini, membuat transportasi online menjadi pilihan banyak warga.

"Murah tarifnya, mobilnya juga nyaman, memang menjadi pilihan banyak orang, tapi jangan sampailah mematikan pekerjaan orang lain," tuturnya.

Ditanya tentang kemungkinan dirinya bergabung menjadi driver online, Rizal dengan tegas menolak, pasalnya dirinya tidak ingin mengkhianati perjuangan para sopir angkut tentang keberlangsungan pekerjaanya.

"Ini kita yang perjuangkan, masa kita juga yang jadi driver mereka, masalahnya ini bukan menyangkut satu dua orang saja, tapi bangak orang, dan hingga saat ini belum ada kami dengan sopir angkot yang jadi driver online," ucapnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas