Empat Flyover dan Satu Inderpass Dibangun Tak Sampai Setahun
Penggunaan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) telah mempercepat waktu pengerjaan khususnya pada flyover Klonengan
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews Adiatmaputra Fajar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat flyover dan satu underpass telah selesai dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) resmi beroperasi untuk wilayah Jawa Tengah.
Empat flyover itu yakni Flyover Klonengan memiliki panjang 1.011 meter dan Kesambi 470 meter di Kabupaten Tegal. Flyover Kretek 830 meter, dan Dermoleng 650 meter di Kabupaten Brebes.
Selain flyover, Gubernur Ganjar juga meresmikan Underpass Jatingaleh Kota Semarang dengan panjang 1.300 meter.
Penggunaan teknologi Corrugated Mortarbusa Pusjatan (CMP) telah mempercepat waktu pengerjaan khususnya pada flyover Klonengan.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Wilayah VII Semarang Achmad Herry Marzuki mengatakan empat flyover itu dibangun dalam waktu yang singkat. Pembangunan keempat flyover tersebut sudah dilakukan sejak November 2016. Pengerjaannya sendiri dilakukan siang dan malam.
Baca: Jawa Tengah Juara Umum Final Seri II Kejurnas Pacuan Kuda 2017
"Hanya butuh waktu selama tujuh bulan pembangunan. Tidak sampai satu tahun," ujar Marzuki, Rabu (25/10/2017).
Marzuki menyebut untuk Flyover Klonengan dan Dermoleng butuh waktu sekitar tujuh bulan. Sedangkan untuk Kesambi agak terlambat menjadi satu bulan.
"Kretek juga agak tersendat karena masalah pembebasan lahan," kata Herry Marzuki.
Kehadiran empat flyover ini signifikan meningkatkan kelancaran arus lalu lintas sehingga dapat memangkas waktu tempuh dan biaya logistik.
Di jalur terebut, tedapat 72 kali perlintasan kereta api di hari biasa. Setiap kereta yang melintas membutuhkan waktu selama lima menit atau per harinya mencapai enam jam untuk penutupan jalan yang mengakibatkan antrian kendaraan.
Antrian semakin panjang pada musim mudik tiba, karena meningkatnya volume kendaraan dan peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali perhari atau lebih dari tujuh jam pemberhentian dalam sehari.
Flyover Dermoleng dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO dengan nilai kontrak Rp 64 miliar, Flyover Klonengan oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontraknya Rp 112 miliar, Flyover Kesambi oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp 58 miliar dan Flyover Kretek dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp 82 miliar.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.