Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Anak SD Dirawat di RS Gara-gara Berkelahi, Kadisdik Kab Bandung: Saya Tak Bisa Menyalahkan Anak

Sebelumnya, DHI (7), murid kelas 1 SDN Bojongmalaka 2, mengalami kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh rekan sekelasnya.

Editor: Ravianto
zoom-in Ada Anak SD Dirawat di RS Gara-gara Berkelahi, Kadisdik Kab Bandung: Saya Tak Bisa Menyalahkan Anak
Kompas.com
ILUSTRASI : Kekerasan pada anak 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yudha Maulana

TRIBUNNEWS.COM, BALEENDAH - Kepala Sekolah SDN Bojongmalaka 2, H Eni Rohaeni, mengatakan pihak sekolah telah melakukan antisipasi maksimal untuk mencegah kekerasan fisik yang dilakukan oleh para siswanya.

Sebelumnya, DHI (7), murid kelas 1 SDN Bojongmalaka 2, mengalami kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh rekan sekelasnya.

Anak pasangan Kurnia Rukmana dan Tati Setiawati itu harus dirawat secara intensif selama dua hari di rumah sakit dan menjalani rawat jalan karena mengalami sakit di bagian perutnya.

Baca: Lama Menghilang, Mantan Bomber Persib Ini Beri Saran untuk Persib Musim Depan

"Dua guru umum dari pagi sampai jam setengah sembilan, dilanjutkan dengan pelajaran agama. Ada tiga guru yang mengawasi," kata Eni di ruang kerjanya, Senin (30/10/2017).

Setelah mendengar kejadian itu, Eni pun memanggil ketiga guru yang bertugas saat itu. Dari pengakuan para guru tersebut, tak ada satu pun murid yang menangis atau melapor.

Berita Rekomendasi

"Saya dan guru lainnya pun menjenguk ke rumah sakit, kami tanya siapa yang memukul, dia hanya menjawab anak yang berkulit hitam," katanya.

Ia menyayangkan, sikap keluarga DHI yang mengunggah foto dari DHI ke media sosial.

"Seharusnya kalau ada ketidakpuasan dengan seolah, langsung saja berbicara dengan kami," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung, Juhana, angkat bicara mengenai insiden ini.

Menurutnya, masalah seperti ini harus diselesaikan secara kekeluargaan oleh kedua orangtua murid yang bertikai.

"Kami menyayangkan hal seperti itu terus terjadi. Kekerasan, perkelahian di sekolah itu masih terjadi, itu seharusnya tidak terjadi, di sekolah tidak diajarkan itu," kata Juhana seusai apel di Lapangan Upakarti, Soreang, Senin (30/10/2017).

Ia mengatakan, anak yang melakukan pemukulan terhadap DHI, diduga meniru dari orang-orang dewasa yang berada di sekitarnya.

"Makanya orang dewasa, orangtua, guru harus menjadi teladan. Saya tidak bisa menyalahkan anak, ini harus menjadi pembelajaran," katanya.(*)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas