Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Penjaga Kamar Mayat, Mulai Didatangi Wanita Hingga Bayangan Jenazah

Sudah delapan tahun ia bekerja disini yang berarti ia sudah bergelut di pekerjaan ini pada tahun 2009 lalu.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Penjaga Kamar Mayat, Mulai Didatangi Wanita Hingga Bayangan Jenazah
Sriwijaya Post
Ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Menjalani profesi yang tak biasa cukup memiliki tantangan tersendiri bagi Agus(33), seorang portir sekaligus penjaga kamar mayat di RS Muhammad Hoesin Palembang.

Memasuki tahun kedelapan dirinya menjadi bagian dari Kamar Mayat, Agus mengatakan banyak hal-hal yang terjadi di luar batas kemampuan manusia.

Walapun pandangan orang awam terhadap Kamar Mayat adalah sebuah tempat terpencil yang berada di ujung rumah sakit, seram dan suasana yang mencengkam akan kalian dapatkan saat berkunjung ke tempat ini.

Namun, hal tersebut tidak dihiraukan oleh Agus.

Ia beranggapan bahwa kamar mayat di rumah sakit ini tidak seseram seperti apa yang orang-orang pikirkan.

"Di sini tempatnya terang kok, walaupun memang letaknya diujung rumah sakit tapi disini tetap aman, jadi kalau mau berkunjung kesini jangan takut," ujar Agus.

Di tempat inilah Agus biasanya menjalani rutinitasnya sebagai portir jenazah.

Berita Rekomendasi

Sudah delapan tahun ia bekerja disini yang berarti ia sudah bergelut di pekerjaan ini pada tahun 2009 lalu.

Agus Sapran, Portir jenazah sekali
Agus Sapran, Portir jenazah sekaligus perawat jenazah di Kamar Mayat RS Moehammad Hoesin Palembang. (SRIPOKU.COM/PANJI MAULANA)

Dalam kurun waktu yang cukup lama itu, Agus pun sudah biasa melihat jenazah dengan berbagai kondisi fisik dan a pun mengaku tak takut lagi.

"Dulu pas pertama kali tugas disini ya takut, namun temen-temen bilang harus terbiasa untuk melihat dan memegang jenazah supaya tidak takut lagi, alhasil sampai dengan sekarang kalau lihat jenazah sudah tidak takut lagi," ujarnya.

Apalagi, ia kerap kali membantu proses pemandian dan perawatan jenazah yang biasanya mengalami kecelakaan sehingga ia pun turut membantu proses penjahitan luka-lukanya.

"Sudah berbagai macam jenazah yang pernah saya rawat, mulai dari jenzah yang masih uth sampai dengan jenzah korban kecelakaan yang mengalami banyak luka berat di sekujur tubuhnya," ujar Agus.

Setiap bulannya rata-rata terdapat 300 jenazah yang masuk ke kamar mayat ini, dan hal ini pun menjadi pekerjaan yang rutin saat membawa jenazad ari kamar rumah sakit setiap saat.

Sebab kematian mayat pun berbeda-beda ada yang meninggal karena sakit, ada pula yang karena pembunuhan dan kecelakaan.

Halaman
123
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas