Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bahagianya Pasangan Pengungsi Wayan Pasek-Erlina Dikaruniai Bayi Kembar Tiga Meski Terlahir Prematur

Terlahir dengan tindakan operasi caesar, ketiga bayi berjenis kelamin laki-laki ini lahir dalam kondisi normal dan sehat.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bahagianya Pasangan Pengungsi Wayan Pasek-Erlina Dikaruniai Bayi Kembar Tiga Meski Terlahir Prematur
Tribun Bali/Hisyam Mudin
Satu dari tiga bayi yang dilahirkan seorang pengungsi Gunung Agung, saat dirawat di inkubator ruangan Neonatus II, Cempaka 1 RSUP Sanglah, Jumat (1/12/2017). TRIBUN BALI/HISYAM MUDIN 

Baca: Curhat Novanto di Tahanan: Obat Tak Seperti yang Biasa Dikonsumsi, Makanan Tak Cukup Gizi

Ketiga bayi kembar yang belum diberi nama ini masing-masing memiliki berat badan yang berbeda.

Bayi pertama yang diangkat dari rahim ibunya memiliki berat badan 1,68 kilogram (kg), bayi yang kedua memiliki berat badan 2 kg, dan yang ketiga memiliki berat badan 1,5 kg.

Ketiga bayi ini sama-sama memiliki panjang badan 41 centimeter.

"Kata dokter seharusnya 34 minggu baru melahirkan. Tapi ini dimajukan kurang dari satu minggu karena kondisi istri saya. Astungkara kondisi istri saya dan bayi saya normal dan sehat. Hanya saja terlahir prematur. Kondisi istri saya juga saat ini sudah semakin membaik," ucapnya.

Dikatakan Pasek, selama menjalani masa kehamilan istrinya rutin melakukan pemeriksaan USG (Ultra Sono Grafi).

Dari hasil USG pada usia kandungan tiga bulan, Erlina diketahui mengandung tiga bayi sekaligus dengan jenis kelamin laki-laki.

Berita Rekomendasi

Sejak itulah Pasek mulai menaruh rasa khawatir akan kondisi kesehatan istri dan buah hatinya.

Ia pun terus berdoa dan berharap agar diberikan kesehatan dan keselamatan.

Baca: Kaisar Jepang Resmi Turun Takhta 30 April 2019, Digantikan Putra Mahkota Akishinomiya

"Saat usia tiga bulan itu memang sudah kelihatan jenis kelaminnya. Saya memang benar-benar gelisah dengan kondisi istri saya karena berat badannya kurang dari 40 kilogram. Saya takut dengan organ dalamnya. Kondisi perut istri saya saat itu dikatakan seperti orang hamil bohong. Keluarga saya pun antara percaya dan tidak percaya. Karena di keluarga saya tidak ada yang lahir kembar. Apalagi sampai tiga bayi. Ini baru pertama kali dan ini rezeki," ungkapnya.

Pasek pun belum kepikiran untuk memberikan nama ketiga bayinya.

"Apakah diberi nama Agung karena istri saya melahirkan di saat kondisi Gunung Agung erupsi ini juga saya belum tahu. Masih runding sama pihak keluarga," ujarnya.

Pasek bersama Erlina mengungsi ke rumah tunggu Dinas Kesehatan Kabupaten Karangasem ketika aktivitas Gunung Agung mulai memasuki fase erupsi.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas