5 Gadis Cantik Asal Manado Ini Dijanjikan Jadi SPG di Papua, Namun Didapatkan Sungguh Memilukan
WN, korban human trafficking kepada Tribun Manado mengatakan bahwa mereka ditawari bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di Papua.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Manado Nielton Durado
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Lima gadis cantik asal Manado jadi korban human trafficking yang dipulangkan dari Kabupaten Serui, Papua tiba di Kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Sulut, Minggu (3/12/2017) pukul 15.56 Wita.
WN, korban human trafficking kepada Tribun Manado mengatakan bahwa mereka ditawari bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) di Papua.
"Saya ditawari kerja jadi SPG, dan gajinya lumayan besar," kata dia.
Baca: Guru Honorer Cantik Ini Nyambi Jadi Biduan Kampung
Dia pun langsung menerima tawaran tersebut. "Mereka juga bilang kalau semuanya akan ditanggung. Saya hanya siapkan diri saja," aku dia.
Akan tetapi ketika sampai di Serui, dirinya justru dimasukkan ke dalam sebuah mess dan dipekerjakan di tempat hiburan malam.
"Ternyata kami tidak jadi SPG, tapi bekerja di Cafe," ucap gadis 17 tahun itu.
Saat ini WN dan empat korban lainya sedang menjalani konseling di kantor P2TP2A Sulut.
Satu korban di Papua
Pemerintah sudah memulangkan 5 korban human trafficking, Minggu (3/12/2017), tetapi ternyata masih ada satu korban yang belum dipulangkan.
Hal ini diungkapkan oleh TA (17) seorang korban ketika ditemui Tribun Manado.
"Kami ada enam orang, tapi baru lima yang pulang," ujar dia.
Satu korban tersebut berinisial VA dan masih berusia 16 tahun.
"Dia warga Malalayang, dan sekarang masih ada di Serui Papua," katanya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (P3A) Sulut, Meike Pangkong mengatakan bahwa pihaknya akan berusaha memulangkan semuanya.
"Kami akan pulangkan semuanya, tapi tentu saja harus sesuai prosedurnya," kata dia.
Kelima korban datang sambil menutupi wajah, dan rata-rata masih berusia 15 - 17 tahun.
Orangtua dan keluarga dari para korban juga sudah datang ke kantor P2TP2A Sulut.
Hingga berita ini diturunkan, para korban masih berkonsultasi dengan kepala dinas P3A Sulut Mieke Pangkong.(Nielton Durado)