Kisah Beberapa Detik yang Menyelamatkan Nunu dari Runtuhan Tembok dan Beton
Nunu Nugroho (29) tampak memandangi bagian ruangan rumah yang sudah berantakan dan sudah tak memiliki atap.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Yongky Yulius
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Nunu Nugroho (29) tampak memandangi bagian ruangan rumah yang sudah berantakan dan sudah tak memiliki atap.
Sambil sesekali membetulkan posisi topinya, raut mukanya terlihat kebingungan.
Tak tersisa satu pun genteng ataupun fondasi kayu saat melihat ke atas ruangan rumah itu.
Beton yang memiliki panjang sekira tiga meter yang berasal dari rumah di sampingnya juga terlihat sudah melintang di sana.
Sejumlah bata berwarna merah tampak telah berserakkan di lantai ruangan yang atapnya ambrol itu.
Ruangan rumah yang sudah tak beratap itu tampak terang karena cahaya matahari dapat dengan mudah masuk.
Ya, atap sebuah ruangan rumah kontrakan di RT 05, RW 12, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, yang ditempati oleh Nunu ambrol.
Belakangan diketahui ruangan itu digunakan sebagai garasi motor.
Ambrolnya atap diakibatkan oleh tertimpa reruntuhan tembok rumah yang berada persis di pinggirnya.
Tembok rumah berlantai dua yang sedang dalam proses pembangunan itu runtuh diakibatkan oleh gempa bumi dengan kekuatan 6,9 Skala Richter, 11 kilometer barat daya Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang terjadi pada Jumat (15/12/2017) 23.47 WIB.
Saat gempa bumi terjadi, Nunu mengaku sedang menonton televisi, sementara, seorang putranya yang masih anak-anak dan seorang istrinya sedang terlelap tidur di sampingnya.
Ketika guncangan hebat melanda, secara spontan Nunu langsung membangunkan istri dan mengangkat anaknya.
Ketiganya langsung lari ke luar rumah.