Anas Diserang Kampanye Hitam, Ipuk: Ini Risiko Sebaga Istri Seorang Politisi
Serangan politik hitam yang menimpa Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, tak mempengaruhi sang istri.
Editor: Dewi Agustina
Abdullah Azwar Anas kembali ngantor seperti biasanya pada Senin itu setelah dua hari sebelumnya jadi topik pembicaraan di berbagai forum.
Baca: Pengacara Stres Kebanjiran Pesan Singkat Tanyakan Kebenaran Kabar Perceraian Ahok
Anas bersama istri terlihat menyapa siswa dan guru Taman Kanak-Kanak (TK) Khadijah, yang sedang melakukan study tour di Kantor Pemkab Banyuwangi.
Kantor itu memang kerap dikunjungi berbagai lembaga pendidikan dan instansi pemerintah dari berbagai daerah di Indonesia.
"Saya ucapkan terima kasih atas semua dukungan pada saya. Saya sangat terharu atas dukungan masyarakat pada saya," kata Anas.
Dukungan Meluas
Anas mengaku dukungan yang mengalir pada dirinya luar biasa. Menurut bupati yang memasuki periode kedua tersebut, banyak bupati dan kepala daerah yang akan datang ke Banyuwangi.
"Banyak bupati dan kepala daerah menghubungi saya, dan akan datang ke Banyuwangi. Dua hari lalu, Bupati Jember (Faida) juga telah datang pada kami. Demikian juga Bu Risma (Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya) juga telah menelepon saya dan memberikan dukungan," kata Ketua Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (ISNU) Jatim tersebut.
Anas mengatakan, dalam perbincangannya dengan Risma, banyak masukan terkait pilkada dan pembangunan daerah yang dia terima.
"Ada banyak hal pembicaraan saya dengan Bu Risma. Bahkan Bu Risma ingin datang ke Banyuwangi, atau saya yang akan menemui Bu Risma," kata mantan anggota MPR termuda tersebut.
Baca: Faisal Dapat Setoran Rp 31 Juta dari Warga Asing yang Pesan Video Porno Lewat Telegram
Anas juga mengucapkan terima kasih pada para tokoh, kiai, pendeta, bedande, dan masyarakat yang memberikan dukungan moral langsung padanya.
Terutama pada PDI Perjuangan, yang terus memperjuangkan Anas.
Bupati berusia 44 tahun tersebut mengatakan, terkait pengembalian surat mandat kepada PDI Perjuangan, karena ia mempertimbangan sesuatu yang lebih besar.
"Kami menghormati para tokoh, pendukung partai politik, para kiai, dan lainnya. Saya tak ingin menjadi beban bagi senior yang sangat saya hormati Mas Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Oleh karena itu saya memilih mundur," katanya.