Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sulitnya Cari Pekerjaan di Bangkalan, Pensiunan PNS Pun Pilih Jadi Tukang Rongsok

Mantan penjaga sekolah itu memilih jadi pemulung barang bekas usai pensiun sebagai PNS.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Sulitnya Cari Pekerjaan di Bangkalan, Pensiunan PNS Pun Pilih Jadi Tukang Rongsok
surabaya.tribunnews.com/ahmad faisol
Samsul Bahri membongkar kulkas rusak untuk mengambil elemen tembaga. Mantan PNS ini kini menjadi pemulung barang elektronik bekas untuk menutupi kebutuhan hidup keluarganya. 

Lambannya investasi di Kabupaten Bangkalan berimbas terhadap minimnya lapangan pekerjaan. Hal itu dirasakan betul Samsul Bahri (60), warga Kampung Jagalan, Kelurahan Pajagan.  Mantan penjaga sekolah itu memilih jadi pemulung barang bekas usai pensiun sebagai PNS.

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Mendung yang disertai gerimis mengurungkan niat Samsul berkeliling mencari barang bekas ke pelosok-pelosok desa di Kabupaten Bangkalan. Rutinitas yang ia lakukan sejak 2008 silam.

Bapak dengan tujuh anak itu memilih duduk di sebuah bangunan mirip pos kamling di belakang rumahnya.

Selain dijadikan tempat menerima tamu, bangunan berbahan bambu itu juga menjadi tempat penyimpanan barang bekas hasil pencariannya.

"Untuk berkeliling hingga jauh seorang diri, saya tidak mampu. Biasanya bersama anak, tapi dia sedang sakit beberapa hari ini," ungkap Samsul, Rabu (23/1/2018).

Barang-barang bekas yang dikumpulkan Samsul mayoritas adalah benda elektronik rumah tangga. Seperti kulkas, kipas angin, AC, dan pompa air.

Selain itu, nampak beberapa aki bekas mobil, sepeda, dan aneka jenis lampu tempel. Apa saja yang bisa dijual kembali, pasti dibelinya secara rombeng. 

Berita Rekomendasi

Benda-benda usang itu lantas ia preteli untuk diambil bagian-bagian yang bisa dijual secara kiloan. Seperti elemen tembaga pada kulkas sekaligus tabung freezer nya.

"Semua dikumpulkan hingga banyak, baru dijual ke Pasar Loak Surabaya. Sesekali ada yang datang mengambil ke sini," tuturnya.

Dalam upaya mencari barang-barang dagangannya itu, Samsul kerap berjalan tanpa membawa modal. Transaksi dilakukan pada kunjungan berikutnya.

"Ketika menemukan barang, barulah saya mencari hutang untuk modal. Terkadang dapat pinjaman, kadang pula tidak," ujarnya.

Ia mengatakan, tidak pernah terbesit dalam benaknya untuk terjun sebagai pencari barang bekas. Apalagi melibatkan Zainal (30), putra keduanya. Namun hal itu terpaksa dijalani karena sulitnya lapangan pekerjaan.

"Sebetulnya, saya tidak ingin mengajak anak terjun di profesi ini. Namun di Bangkalan susah mencari pekerjaan. Biarlah dia belajar, siapa tahu kelak ada peluang kerja yang lebih baik," pungkasnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Moh Amir Habsah menyatakan, investor sangat dibutuhkan Kabupaten Bangkalan karena kekuatan APBD hanya cukup untuk membiayai birokrasi.

Halaman
123
Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas